Baru

ads header

Al-Qur'an, Tentang Cara Allah Menyebut Diri-Nya


Persoalan sangat simpel tapi (seolah-olah) tidak pernah dapat dimengerti oleh kristen abangan penghujat Islam dalam Al-Quran adalah “dhamir”, atau kata ganti.

Al-Quran adalah firman Allah. Sedangkan isi dan kandungan Al-Quran adalah wa’ad, wa’id, kisah, pengajaran, amaran (peringatan), larangan, ilmu pengetahuan, dan lain-lain persoalan mendasar yang meliputi hampir setiap detil aspek kehidupan umat manusia.

Ketika Allah menceritakan kisah-kisah yang terjadi pada masa lampau, misalnya kisah kedurhakaan iblis kepada Allah ketika diperintah untuk sujud kepada Adam, iblis merasa enggan dan berkata; “aku lebih baik dari pada Adam.” Siapakah “aku” dalam ayat ini? Yang dimaksud jelas adalah Iblis. Siapa yang mengatakannya? Yang mengatakannya adalah yang menceritakannya. Siapa yang menceritakan? Yang menceritakan adalah Allah. Dengan demikian maka kata “aku” dalam ayat di atas adalah perkataan Allah. Bukan perkataan Iblis.

Begitu juga dengan pengajaran yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad sang penerima wahyu Al-Quran. Semua itu bukan perkataan Rasulullah tapi Allah memerintah beliau untuk berkata seperti itu.

Logika sederhananya begini:
Anda ingin mengirim surat kepada teman anda melalui kantor Pos yang berisi kisah-kisah yang ingin anda ceritakan. Kira-kira bagaimana isi surat anda? pasti dialognya seolah-olah anda sedang berbicara langsung kepada teman yang anda kirimi surat tsb bukan? Apa mungkin anda membuat surat yang isinya ngobrol dengan tukang pos? Ya, nggak nyambung dong itu namanya!

Sedangkan tugas pengantar surat (pak pos), hanya menyampaikan surat anda apa adanya tanpa mengurangi atau menambahkan. Dengan demikian maka pesan anda akan tersampaikan dengan utuh.

Al-Qur'an adalah kitab yang bersifat interaktif terhadap pembacanya. Jadi, Allah menggunakan bahasa (yang mudah dimengerti oleh manusia) seolah-olah Dia sedang bercerita langsung pada makhluk-NYa. Adapun mengenai kata ganti yang adakalanya berbeda-beda, bukankah sangat mudah untuk difahami dengan cara melihat konteks kalimatnya?

  • Maka aku (Allah) bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa. (QS. Al-ma;ariij[70]:40)
  • Tuhan Yang memiliki timur dan barat, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung. (QS. Al Muzzamil[73]:9)
  • Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat (QS.Al Baqarah[2]:115)

Tuhan mana lagi yang dimaksud? Tentu saja ALLAH bersumpah demi Diri-Nya Sendiri! Kenapa? Sebab tiada lain Tuhan Yang Memiliki timur dan barat kecuali ALLAH semata!

Mengapa ALLAH bersumpah dengan menyebut diri-Nya sendiri? Sebingung apa pun anda yang Kristen, sesungguhnya ini bukan hal yang mustahil untuk dimengerti mengingat dalam Alkitab pun hal serupa dapat sama-sama kita temui.

[Amsal 8:7] TUHAN telah bersumpah DEMI KEBANGGAAN YAKUB: "Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka!

Apakah KEBANGGAAN YAKUB itu?
[Mazmur 47:4-5] Ia memilih bagi kita tanah pusaka kita, kebanggaan Yakub yang dikasihi-Nya.

Kebanggaan Yakub adalah tanah yang dijanjikan. Artinya, Tuhan di PL juga bersumpah demi ciptaannya sendiri.

Jadi, jangan samakan Al-Qur'an dengan Alkitab yang isinya campur-aduk mulai dari cerita, gosip, dongeng, mitos dan hasil dengar-dengar cerita dari orang lain seperti contohnya 4 Injil kanonik yang “dikarang” oleh Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

Mengapa patut disebut -- dalam tanda petik -- "dikarang?"
Sebab mereka menulis Injil tidak berdasarkan sabda Yesus kata-demi-kata (seperti didiktekan) atau sebagai hasil dari kesaksian langsung, melainkan hanya terinspirasi oleh kisah-kisah Yesus yang beredar di masyarakat pada saat itu, baik yang berupa tulisan maupun lisan. Statement ini dapat dipertanggung-jawabkan berdasarkan pengakuan salahseorang pengarang Injil bernama Lukas dalam Injil karangannya:

LUKAS 1:1-3
[1] Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,
[2] seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.
[3] Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu,

Menurut Lukas sendiri, Injil karangannya adalah injil yang berdasarkan pada berita-berita yang beredar di masyarakat yang kemudian sampai kepada dirinya dan diselidikinya dengan seksama lalu diklaimnya sebagai suatu kebenaran.

Dari pernyataan Lukas sendiri dalam Injilnya 1:1-3 yang menyatakan “seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman”, menunjukkan bahwa dia bukanlah murid Yesus dan bukan saksi langsung atas ajaran Yesus, dia hanya menerima berita dari orang-orang yang menerima berita dari saksi mata dan murid-murid Yesus.

Hanya Yohanes dan Matius yang (patut diduga) merupakan bagian dari 12 orang murid Yesus. Sedangkan Lukas dan Markus itu siapa, coba? Kok bisa-bisanya diakui sebagai pengarang injil?

Aneh, injil karangan penulis yang tidak jelas kok dipercaya? Sementara injil yang ditulis oleh murid-murid Yesus sendiri malah dimusnahkan! Atau barangkali anda tidak pernah tahu bahwa seluruh injil-injil tulisan murid-murid Yesus generasi awal sudah dirampas lalu dimusnahkan oleh pengikut setia Paulus? Wah, kalau belum pernah dengar berita sedahsyat itu, silahkan dibaca-baca dulu sejarahnya di sini deh.

Belum lagi jika kita bahas kitab Perjanjian Lama yang full dongeng dan mitos, mulai dari cerita naga, ada makhluk aneh mirip macan tutul berkapala tujuh dan bertanduk sepuluh, plus, nah ini nih yang seru! Majalah bokep gratis yang menceritakan kisah-kisah cabul, incest, lengkap dengan metode seks serta tips rayuan maut di ranjang tanpa sensor, dan lain-lain cerita berbau sangat mesum!

Nah, sekarang jelaslah mana kitab yang murni firman Tuhan, dan mana pula yang bukan!
Sedangkan selebihnya, terserah anda sajalah!

Semoga Tuhannya Yesus berkenan memberi hidayah-Nya pada anda dan keluarga.
Amin.


[Sumber: Islam Menjawab Fitnah]

Posting Komentar

0 Komentar