Hubungan Islam–Yahudi dimulai pada abad ke-7 Masehi dengan cikal bakal dan penyebaran Islam di Jazirah Arab. Dua agama ini berbagi nilai, paduan dan prinsip yang sama. Islam juga memasukkan sejarah Yahudi sebagai bagian darinya sendiri. Umat Muslim mengakui Bani Israel sebagai konsep relijiun penting dalam Islam. Musa, nabi paling penting dalam Yudaisme, juga dianggap sebagai nabi dan pembawa pesan dalam Islam. Musa disebutkan dalam al-Qur'an melebihi tokoh lainnya, dan kehidupannya lebih banyak dikisahkan ketimbang nabi-nabi lainnya.
Ada sekitar 43 rujukan kepada bani Israel dalam al-Qur'an (tidak termausk nabi-nabi individual), dan beberapa rujukan lainnya dalam Hadits. Otoritas-otoritas rabbinik dan cendekiawan Yahudi pada masa berikutnya seperti Moshe ben Maimon mendiskusikan hubungan antara hukum Islam dan Yahudi. Maimon sendiri memiliki pendapat yang dipengaruhi oleh pemikiran hukum Islam.
Karena Islam dan Yudaisme berbagi cikal bakal umum di Timur Tengah melalui Ibrahim, keduanya dianggap merupakan agama-agama Abrahamik. Terdapat banyak aspek berbagi antara Yudaisme dan Islam; Islam sangat dipengaruhi Yudaisme dalam sudut pandang agama fundamentalnya, struktur, keputusan dan penerapan.
Karena kesamaannya, serta melalui pengaruh budaya dan filsafat Muslim di kalangan masyarakat Yahudi di dunia Islam, terdapat tumpang tindih fisik, teologi dan politik antar dua keyakinan tersebut selama 1.400 tahun berikutnya. Contohnya, Wakaf pertama disumbangkan oleh orang Yahudi, Rabbi Mukhairiq. Dan pada 1027, seorang Yahudi, Samuel bin Naghrillah, menjadi penasehat dan jenderal militer papan atas dari Taifa Granada.
Judaism Dan Islam
0 Komentar