“Tahukah kalian bahwa sesungguhnya adalah kesalahan Yesus sendiri yang menyebarkan agama terlalu jujur, bahkan terlalu keras kepada orang kafir. Sedangkan aku, aku lebih pintar. Jika berada di tengah-tengah orang kafir aku menjadi kafir dan di tengah-tengah orang munafik aku menjadi munafik. Hasilnya, lihatlah sendiri; Yesus dibenci oleh orang Yahudi dan orang Romawi. Sedangkan aku? Aku diterima baik di tengah-tengah mereka!“
Begitu kira-kira kata Paulus di dalam hati sebagaimana yang dituangkannya dalam Korintus 9:19-22:
"Sungguh pun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang- orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang- orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah."
Kalimat-kalimat ini, jika anda sandingkan kepada kata penjahat, perampok, atau penipu sekalipun, maka Paulus pasti akan berkata, "Aku adalah penjahat, perampok dan penipu!" Jadi, anda tinggal bayangkan kejahatan atau kemuliaan apa saja yang terlintas di benak anda, lalu sandingkanlah kepada Paulus. Maka Paulus adalah apa pun yang dapat anda bayangkan!
Paulus adalah musuh Yesus sejak pertama kali Yesus mulai menyebarkan ajarannya. Dia termasuk algojo paling bengis yang membantai para pengikut awal Yesus. Paulus memiliki kemampuan berbahasa dan sastra yang mumpuni di jamanya, dan ia memiliki pengalaman luas dalam strategi intelijen dan politik.
Melihat Yesus dan pengikutnya yang makin terdesak oleh kekuatan pilitik dan militer kerajaan Romawi, dia merasa mendapat peluang untuk memanfaatkan pengikut Yesus yang makin banyak itu sebagai kendaraan politik demi menguasai pemikiran bangsa bangsa di masa itu yang didominasi oleh pemikiran Yunani dan Romawi.
Ketika pergerakan Yesus berhasil dihentikan dengan Propaganda keberhasilan Pilatus 'membunuh Yesus', Paulus mulai 'merapat' ke kelompok pengikut Yesus dangan cara mengaku bertobat, lalu mengaku sebagai rasul Yesus, bahkan mengaku Tuhan (baca dengan seksama, surat surat paulus dalam kisah rasul, galatia dan korintus atau otobiografinya menurut alkitab)
Kelihaian berpidato disatukan dengan kelicikan dalam bermuka dua, berhasil memukau khalayak awam yang pada saat itu berada dalam tekanan berat dari pemerintah Romawi.
Dibelakang hari nanti, kita akan mendapati bahwa riwayat penyaliban Yesus pun direkayasa sedemikian rupa olehnya sehingga pengikut ajarannya (yang mengira adalah pengikut setia Yesus) percaya bahwa tragedi penyaliban itu adalah kesalahan bangsa Romawi melalui tangan Pilatus, bukan para pendeta Taurat Yahudi yang justru adalah aktor intelek di belakang semua itu!
Perilaku munafik yang dia jalani dalam hidupnya telah mendorongnya pula kepada tindakan merubah injil-injil Yesus dengan cara menambah-kurangi bahkan merubah ajaran Yesus agar sesuai dengan kepentingan penguasa pendudukan Romawi atas tanah Judea masa itu. Tujuan Paulus adalah agar dia diterima dan nama baiknya yang telanjur tercemar dan dikenal luas sebagai pengkhianat agama bangsa yahudi dan kejahatanya sebagai pembunuh berdarah dingin dibersihkan di hadapan sebanyak mungkin kalangan dengan cara mendompleng ajaran yang sangat populer ketika itu, yaitu ajaran Yesus.
Ini, tentu saja, disertai dengan berbagai tipu daya dan kelicikannya dalam berbagai kesempatan. Itu sebabnya jika Yesus dimusuhi penguasa Romawi dan bangsa Yahudi sendiri, maka Paulus justru diterima baik di tengah-tengah mereka. Kenapa? Sebab ini adalah berkat ajaran Yesus yang diubah-suaikannya dengan cerdik agar memenuhi kehendak dan kepentingan penguasa Romawi masa pendudukan itu.
Paulus, sejatinya adalah agen rahasia pemerintah Romawi! Ia secara licik mengabdikan dirinya kepada kepentingan bangsa Romawi dan secara sadar telah melumuri tangannya dengan darah beribu-ribu nyawa pengikut setia Yesus dalam upayanya membelokkan ajaran murni Yesus.
Namun karena kesalahan yang hanya diketahui oleh segelintir orang kepada penguasa Romawi, akhirnya ia harus mengakhiri riwayat hidupnya dengan cara menjalani hukum pancung di tangan algojo-algojo kaisar Nero!
[Dari berbagai sumber]
0 Komentar