Baru

ads header

Judaism - Agama Yahudi



BAB I 
PENDAHULUAN 

Agama Yahudi, sebagai agama Samawi, merupakan salah satu agama yang terbesar di dunia. Agama ini berpusat di daerah Israel (Palestine). Dalam bahasa Inggris, orang Yahudi disebut Jews dan pemeluknya disebut Judaism. Agama ini adalah salah satu agama samawi yang diklaim sebagai agama tertua di dunia dan berasal dari Ibrahim. Banyak penjelasan mengenai agama Yahudi, salah satunya yang menyatakan bahwa agama Yahudi itu merupakan suatu keyakinan yang dihubungkan dengan ide ketuhanan serta perwujudan suatu bangsa yang telah dipilih Tuha. Ada juga yang menjelaskan bahwa agama Yahudi itu adalah agama yang dihasilkan oleh proses perkembangan sejarah Bani Israel yang sudah melalui masa sekian lama, ditumbuhkan dari ide Taurat, Talmud dan watak pembawaan bangsa Israel itu sendiri. Agama ini berkitab sucikan Taurat.

Bangsa Yahudi, menurut sebagian sejarawan, hakekatnya adalah bangsa campuran berbagai unsur (mixed race) yang dipersatukan oleh satu nasib dan watak. Mereka hidup mengembara seperti orang Badui. Untuk mendapatkan wilayah untuk tinggal, bangsa ini melakukan peperangan dengan penduduk pribumi. Salah satunya berperang dengan penduduk Kananiah (Palestine). Dasar pemikiran dan tingkah laku Yahudi adalah Talmud, yaitu pedoman rahasia yang tidak diketahui dengan pasti, kecuali oleh mereka sendiri. Dengan demikian, posisi agama Yahudi sebagai agama samawi, seakan berubah menjadi organisasi rahasia. Sejarah agama Yahudi diklaim sejak adanya Nabi Musa (4000 tahun yang lalu).

Dalam paham agama Yahudi, mereka memiliki semacam keyakinan akan “ Goya “. Goya, atau dalam bahasa Ibraninya disebut “Gentiles“, merupakan keyakinan bahwa mereka diciptakan sebagai bangsa (umat) pilihan Tuhan, dan bangsa lain diciptakan Tuhan untuk melayani Yahudi semata. Dalam Protokol-protokol Pendeta Zionis, istilah ini disebut Yahudi dan Yoyeem (umami). 

Agama Yahudi, dalam kehidupan keagamaannya, mempunyai beberapa keyakinan seperti tentang akan datangnya Sang Messiah, konsep ketuhanan maupun ritual- ritual ibadahnya. 


BAB II
PEMBAHASAN 


A. ASAL-USUL NAMA YAHUDI 

Yahudi dikenal sepanjang sejarah dengan lebih satu nama. Disebabkan banyaknya nama tersebut, maka sering terjadi kekeliruan tanpa membedakan di antara nama-nama tersebut dalam tulisan berbahasa Arab pada umumnya. Khususnya tulisan-tulisan di majalah dan koran yang menggunakan istilah-istilah Ibri, Israel, dan Yahudi tanpa membedakan makna-makna dan indikasinya dilihat dari historis dan agama. Sebenarnya semua nama-nama tersebut memiliki makna tersendiri yang bersifat khusus dan pada waktu yang sama mengisyratkan kepada fase sejarah tertentu dalam fase sejarah Yahudi.

a. Nama Ibri 
Nama ini dinisbatkan kepada nabi Ibrahim As, karena dalam Taurat ia disebut dengan Abram orang Ibrani. Dalam bahasa Ibrani, akar kata ini mengandung makna pindah, atau melakukan suatu perjalanan, atau menyebrang dari suatu tempat ke tempat lain. Dengan demikian maka makna Ibri adalah orang yang berpindah.

b. Nama Israel 
Nama Israel mengandung dua pengertian; pertama bersifat umum, penisbatan kepada Israel, yaitu Nabi Ya’qub As. Pengertian kedua mengandung makna khusus, nama israel mengisyaratkan kepada kecenderungan politik dan geografi, kerajaan Israel di Utara.

c. Nama Yahudi 
Bila dilihat dari sisi sejarahnya, nama Yahudi menempaati urutan yang ketiga. Nama Yahudi ini memiliki pengertian yang bersifat umum dan khusus. Dilihat dari pengertian yang bersifat umum, Yahudi adalah nama yang diberikan kepada setiap orang yang meyakini agama Yahudi, mempercayainya dan melaksanakan ritualnya. Nama ini bisa disebut juga berasal dari salah satu anak nabi Is’haq As, Yahuda.Sedangkan pengertian khusus, Yahudi mengisyaratkan kecenderungan kepada aliran politik dan geografis tertentu, yaitu kerajaan Yahudza di Selatan.

B.  SEJARAH AGAMA YAHUDI 

Agama Yahudi 
Diperkirakan seperiga dari kebudayaan barat mempunyai ciri-ciri yang bersifat yahudi kenapa semua itu bisa terjadi karna factor sejarah[1]Agama Yahudi adalah agama yang diturunkan Tuhan kepada Nabi Musa, yang diajarkan kepada bani Israel dengan Taurat saebagai kitab sucinya yang esensinya terletak pada perintah sepuluh Tuhan. Pengertian agama yahudi sebagaimana yang dimaksud di atas.Maka sejarah agama ini, tentu harus dimulai pula dari Musa.Nabi Musa dilahirkan di Mesir pada tahun 1593 sebelum Masehi. Ayah ibunya berasal dari suku Lewi, salah satu suku yang dinasabkan kepada salah seorang putra Ya’qub dengan istrinya Liah. 

Beliau semenjak masa kanak-kanak hingga dewasa dan diangkat Tuhan menjadi Nabi, Nabi Musa juga menyaksikan secara langsung bagaimana nasib kaum Israel hidup di Mesir.Bekerja sebagai budak yang tertindas.Melihat penderitaan bangsa ini, Musa berjuang, membawa mereka keluar dari kegelapan hidup dalam penindasan, berpindah kenegeri yang telah dijanjikan untuk mereka. Tugas menyelamatkan bangsa ini , dilaksanakan oleh musa dengan baik, karena itulah tugas yang diberikan oleh Tuhan dalam firman-firmanya yang diterima Musa, setelah Dia mengetahui keadaan kaum ini. 

Sepeninggalan Musa bani Israel melupakan Tuhannya (Yehovah) kembali.Mereka mulai memuja patung anak lembu emas lagi yang mereka buat sendiri.Karena pelanggaran ini, mereka harus menanggung kepahitan hidup mengembara lagi selama 40 tahun dipadang tandus.Musa, nabi besarnya meninggal dunia sebelum dapat memimpin kaumnya memasuki negeri yang dijanjikan itu sebab sebagian yang dikatakan oleh seorang penulis Yahudi “meraka belum siap memasuki negeri itu, dan negeri itupun belum sedia menerima mereka”. 

Akhirnya umat Yahudi berhasil memasuki kanaan di bawah Yoshua, setelah lebih dahulu memerangi penduduk daerah Arab selama beberapa tahun. Setelah Yoshua meninggal, umat Israel kembali lagi meninggalkan ajaran Musa, dan mulai menyembah Baal dan Astartes, unsur-unsur ketuhanan bangsa kanaan.Atau mereka mulai membayangkan Tuhan, Yehovah untuk dilambangkan sebagai ular.Tapi pelambangan ini segera dihancurkan oleh Yehezekil. Ditempat lain Yehovah disembah dalam bentuk anak sapi. Peti buatan musa bersama umatnya diangkat kemana-mana dianggap sebagai salah satu tempat atau alat untuk disembah yang paling penting. 

a. Ketuhanan Agama Yahudi 
Kekuatan agama yahudi terletak pada pensucian yang mutlak terhadap Tuhan dan kepercayaan yang tidak dapat digoyahkan tentang perjanjian yang diberikan oleh Tuhan untuk segolongan umat manusia yang terpilih yaitu Bani Israel.Agama Yahudi adalah agama yang pertama sekali dalam sejarah yang mengajarkan bahwa Tuhan itu Esa berdasarkan kitab Taurat yang diwahyukan Tuhan kepada mereka.Namun keesaan Tuhan itu sudah diajarkan pada Nabi-nabi sebelumnya. 

Proses keesaan Tuhan menurut kepercayaan Yahudi adalah hasil perkembangan dari kepercayaan yang henotheis kepada kepercayaan yang mengakui keesaan Tuhan, tetapi mengakui adanya Tuhan agama yang lain. Tuhan itu merupakan saingan atau musuh Tuhan Yang Esa.Ketika masyarakat Yahudi masih dalam tingkatan Animisme roh-roh nenek moyang mereka disembah dan kemudian dalam tingkatan polytheisme menjadi Dewa, kata Hebrew yang dipakai untuk Tuhan pada mulanya ilah jamak dari kata eloh yaitu elohim.Kemudian tiba suatu masa dimana salah satu Elohim ini yaitu Yehovah, Eloh dari bukit sinai menjadi Eloh yang tunggal bagi masyarakat Yahudi. Yehovah menjadi Tuhan nasional Yahudi tetapi belum menjadi Tuhan seluruh alam.Dalam naskah-naskah Ibrani, nama Tuhan ditulis dengan empat huruf mati, YHWH. Atau dapat di ucapkan Yahweh. Kemudian orang-orang yahudi itu tidak mau menyebut nama itu lagi karna mereka menganggap terlalu suci kemudian diganti dengan edonya dan lebih kemudian huruf mati YHWH ditambah dengan huruf e-o-a, maka bacanya menjadi YeHoWaH atau Yehowah. 

b. Nabi Nabi Agama Yahudi 
Agama Yahudi dikenal juga sebagai agama banyak nabi. Bani Israel mengenal banyak Nabi, semenjak zaman Ibrahim memperingatkan kaumnya supaya tidak menyembah berhala dan harus keluar dari negeri mereka Khaldera, pergi ke Kanaan, bahaya dan kesulitan yang menimpa kaum Israel mulai kelihatan timbul. Dari saat itu dan seterusnya, bahaya dan kesengsaraan itu semakin meningkat terus, maka tidak heran, Israel akhirnya mempunyai banyak Nabi. 

Nabi-nabi inilah yang mengajarkan kepada mereka, apa sebabnya mereka ditimpa malapetaka, mereka juga menyerukan supaya orang kembali ke jalan yang benar, meningalkan kejahatan dan hidup dijalan Tuhan dan kebaikan. Para Nabi ini adalah orang bijaksana, merek tahu bahwa “dari yang baik pasti datang yang baik”.Maka sebab itu, raja yang zalim tidak senang pada merek, begitu juga para imam dan pendeta kepada mereka. 

Hampir dari semua nabi ini adalah orang-orang miskin, yang datang dari bukit-bukit Yudea, turun ke kota dan kuil-kuil. Dan dimana saja dia dapat berkumpul dengan pendengar-pendengarnya, disitu disampaikan pandangan-pandangan mereka.Para Nabi ini bukan hanya mengajarkan kepada orang-orang Yahudi, bahwa mereka harus menempuh jalan yang benar dan menghindari kesesatan, tetapi juga mereka mengatakan, bahwa “setiap orang Yahudi harus menyatakan perang suci menentang kejahatan”.Jadi para umat Yahudi mengemban tugas dalam hidup mereka, yaitu memerangi kejahatan dan menyebarkan kebenaran. 

Kedudukan para nabi dikalangan umat Yahudi adalah penting. Keyakinan yang dipegang Yahudi, yang membawa mereka kepada kemenangan dan penuh dinamis, didasarkan kepada Taurat dan ajaran para nabi taurat hukum, tidak hanya berhubungan dengan cara-cara bertingkah laku yang baik, benar dan moral melainkan juga merupakan pengetahuan tentang Tuhan dan kehendak Tuhan. 

Orang-orang Yahudi menyebut ada nabi-nabi yang dahulu dan nabi-nabi yang kemudian atau nabi-nabi besar dan nabi-nabi kecil. Nabi yang terbesar itu adalah: Isaiyah atau Yesaya, Jeremia, Ezekil dan Daniel, kemudian dilengkapi dengan nabi-nabi lainnya yaitu: Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nanhum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi. 

Yahudi (Judaism, Yudaisme), tidak dapat dijelaskan semata-mata dalam konteks sebuah keyakinan keagamaan, tetapi juga terkait dengan satu bangsa, Bangsa Israel. Mendefinisikan Yahudi dalam konteks ras juga menimbulkan beberapa masalah, karena Yahudi tampil dalam bentuk ras yang berbeda. Ada Yahudi Eropa, Yahudi Afrika dan juga Yahudi-Yahudi lainnya. Mereka menggunakan bahasa dan budaya dimana mereka tinggal. Namun diyakini, pemeluk agama Yahudi yang terbanyak adalah dari keturunan Israel (Ya’kub).
Namun demikian, umat Yahudi sendiri menyatakan bahwa agama Yahudi adalah agama untuk satu bangsa, satu suku saja. Agama Yahudi tidak untuk disebarkan ke bangsa atau suku lain. Mereka menyatakan bahwa Musa atau Bangsa Israel diperintah Tuhan untuk menyeru agama Yahudi hanya untuk Bani Israel. Jikalau ada suku atau orang yang bukan keturunan Bani Israel masuk agama Yahudi, maka ia akan cepat-cepat dihisabkan ke salah satu keturunan dari cabang-cabang Bani Israel. 
Esensi agama Yahudi terletak pada apa yang disebut sebagai The Ten Commandments atau Decalogue, yang berarti “Sepuluh Perintah Tuhan“. Sepuluh perintah tersebut mengandung aspek akidah, ibadah, syari’ah, hukum dan etika. Sepuluh Perintah tersebut antara lain: 
  1. Aku adalah Tuhanmu, yang telah membawa kamu keluar dari Mesir, keluar dari rumah perhambaan. Jangan ada Tuhan bagimu selain Aku. 
  2. Jangan diperbuat olehmu akan patung ukiran atau akan barang peta daripada yang dalam langit di atas, atau daripada barang yang di atas bumi di bawah, atau daripada barang yang di dalam air di bawah bumi. Jangan kamu menyembah sujud atau berbuat bakti kepadanya-Nya, karena Akulah Tuhanmu. 
  3. Jangan kamu menyebut Tuhan dengan sia-sia, karena Tuhan suci dari segala orang yang menyebut nama-Nya dengan sia-sia. 
  4. Ingatlah pada hari Sabbath , hari dimana kamu tidak boleh bekerja. Bekerjalah di hari-hari selain hari Sabbath. 
  5. Berilah hormat kepada bapa dan ibumu. 
  6. Jangan kamu membunuh. 
  7. Jangan kamu berbuat zina. 
  8. Jangan kamu mencuri. 
  9. Jangan kamu mengatakan keaksian dusta akan sesama manusia 
  10. Jangan kamu ingin akan rumah sesamamu manusia, jangan kamu ingin akan bini sesamamu manusia, atau akan hamba sahayamu, pada hewan dan akan barang apa-apa yang sesamamu manusia punya. 

Tradisi keagamaan Yahudi berasal dari proses sejarah yang panjang, melalui lisan para nabi dan rabi mereka, dengan konsep-konsep Ketuhanan dan moral yang terus menerus diwariskan dan dimatangkan. 

Tema sentral agama Yahudi adalah hubungan manusia dengan Tuhannya melalui perjanjian yang ditetapkannya. Tuhan adalah Maha Kuasa, Pencipta segalanya, yang mendengarkan dan menyelamatkan hamba-Nya. Dalam agama Yahudi, Tuhan mempunyai banyak nama, seperti:

The Strong One (Maha Kuat),
El Shaddai (Maha Kuasa),
El Olom (Maha Kekal),
El Khai (Maha Hidup),
El Elyon (Maha Tinggi),
Elohim (Tuhan),
Adon (Penguasa),
Adonay Tzivaot (Penguasa Segala Pasukan), 
Melekh (Maha Mengatur). 


Ajaran ke-Esaan Tuhan menurut Yahudi adalah hasil perkembangan dari kepercayaan yang henotis menuju kepercayaan yang mengakui ke-Esaan Tuhan. Ketika Yahudi masih menganut kepercayaan animisme, roh-roh nenek moyang mereka sembah, yang kemudian dalam tingkatan politeisme menjadi dewa. Kata “Hebrew“, yang berarti Tuhan, merupakan kata yang berasal dari kata “eloh / elohim“. Tiap kabilah dari Yahudi, dahulu, mepunyai “eloh“ sendiri-sendiri. Dan akhirnya, penganut Yahudi mengakui “elohim“ dari bukit Sina, yakni “YeHoVah“. YeHoVah kemudian menjadi Tuhan nasional Yahudi, dan “eloh-eloh“ yang lain tidak diakui lagi. 

Istilah “ YeHoVaH “, tidak diketahui pasti dari mana sumbernya. Huruf hidup Ibrani baru ada sekitar tahun 500 M. Sebelum itu, huruf Ibrani tidak ada huruf saksi (vokal). Sifat YeHoVaH menurut Taurat ada dua macam yakni antromorfisme dan antropopatisme. Yang pertama, menyifati Tuhan sebagai manusia, seperti Tuhan mempunyai bibir, berkata-kata, mempunyai tangan dan sebagainya. Yang kedua, menyifati Tuhan dengan berbagai perasaan manusia, seperti Tuhan membenci, berdiam diri, marah, mengasihi dan sebagainya. 

Kepercayaan kaum Yahudi (Israel) kepada YeHoVaH melalui beberapa fase. Fase pertama, mereka tidak menghiraukan seruan Nabi Musa untuk menyembah YeHoVaH sebagai satu-satunya Tuhan. Akan tetapi, mereka justru menyembah anak lembu dan ular yang dianggap suci. Fase ini terjadi ketika Bani Israel dipimpin oleh Nabi Daud. Fase berikutnya, pada masa Haikal Sulaiman. Pada masa ini, mereka (Yahudi Israel) menganggap bahwa YeHoVaH tidak banyak bedanya dengan batu-batu berhala atau patung-patung, sebab di situlah tempat bertumpunya semua roh dan di situ pula tempat mempersembahkan korban penyembelihan dan juga tempat terpancangnya kepala anak lembu. Fase setelah masa Haikal Sulaiman, umat Yahudi pada masa ini tetap saja seperti masa-masa sebelumnya. Ketika Yesaya menyeru kepada mereka untuk meng-Esakan Tuhan, sedikit sekali di antara mereka yang mendengarkannya. Yang terjadi justru mereka menuduh Yesaya sebagai pengkhianat (bersekutu dengan Raja Cyrus, Raja Persi). Sepanjang masa sejarahnya, umat Yahudi Israel tidak pernah menyembah Tuhan Yang Maha Esa seperti yang diajarkan oleh para nabinya. 

Ada anggapan bahwa agama Yahudi terdiri dari dua asa pokok, yaitu keEsaan Tuhan dan terpilihnya Bangsa Israel. Hal ini tercantum dalam Kitab Imamat Lew 20: 24-26 

“Aku inilah Tuhan Allahmu, yang telah mengasingkan kamu daripada segala bangsa yang lain. Maka, hendaklah kamu menjadi suci bagi-Ku, karea Aku ini Tuhan Yang Maha Suci adanya, maka Aku telah mengasingkan kamu daripada segala bangsa yang lain itu, supaya kamu menjadi umat-Ku.“ 

Dan dalam Kitab Ulangan 7: 6-8 

“Sesungguhnya engkau wahai Israel, adalah bangsa yang suci bagi YeHoVaH, Tuhanmu. Engkau telah menjadi pilihan utama YeHoVeH, Tuhanmu, agar engkau menjadi bangsa yang utama daripada bangsa lain di muka bumi ini. Tuhan berdampingan dengan kamu dan telah memilih kamu “. 

Dengan dasar ini, mereka membandingkan dirinya (Israel) dengan bangsa lain seperti manusia dan binatang. Bangsa Israel, mereka anggap sebagai manusia dan bangsa lain sebagai binatang atau yang melayani Bangsa Israel. Namun pada kenyataannya, Bangsa Israel yang mengklaim bahwa dirinya adalah bangsa pilihan, justru melakukan hal-hal yang tidak menunjukkan kepatuhan kepada Tuhannya. Mereka memberontak, membelakangi Tuhan, dari kafir menjadi iman dan kembali ke kafir lagi, di satu saat menyembah Tuhan, namun di saat lain mereka menyembah berhala. 

Agama Yahudi, juga mempercayai akan datangnya Sang Messiah di akhir zaman. Mereka menggambarkan Sang Messiah adalah seorang utusan dari langit dan pemimpin yang akan mencurahkan segala petunjuk dan pengajaran, sehingga umat manusia mencapai kemuliaan dan khususnya, Bani Israel, akan dipertuankan di muka bumi. Mereka meyakini bahwa Al Masih (Messiah), bukanlah manusia biasa, melainkan seorang yang sakti yang diciptakan Tuhan jauh sebelum sejarah manusia dimulai. Dia nantinya akan diberi kekuatan oleh Tuhan dan akan muncul dalam bentuk manusia yang memiliki tabiat campuran antara tabiat manusia dan tabiat Tuhan. Mereka dijuga menganggap bahwa Al- Masih yang ditunggu itu adalah seorang raja, penakluk yang berjaya, berasal dari keturunan Daud dan bernama “Anak Allah”. Ia akan datang untuk mengembalikan Israel kepada kebesaran, mempersatukan mereka yang terpecah belah dan terserak-serak untuk menjalankan hukum-hukum Taurat sebaik-baiknya. 

C. PERIBADATAN AGAMA YAHUDI

Dalam segi peribadatan, agama Yahudi mempunyai beberapa tradisi ibadah. Antara lain sembahyang, puasa, perayaan hari-hari suci, kurban, syari’ah dan etika. 

a. Sembahyang 
Sembahyang, dilakukan umat Yahudi 3 waktu dalam sehari, yaitu jam 9, 11, dan jam 3. Tidak ada tuntunan yang jelas tentang bagaimana umat yahudi melaksanakan sembahyang. Perintah sembahyang tiga kali sehari tercantum dalam kitab Talmud. Sembahyang pagi dilakasankan mulai terbit fajar sampai sepertiga panjang siang hari, kira-kira jam 10.00. Sembahyang siang dimulai sesaat setelah matahari condong ke barat sampai matahari terbenam, dan sembahyang malam mulai malam tiba sampai terbit fajar. 

Yang terpenting dalam setiap sembahyang umat Yahudi ialah apa yang disebut dengan tefillah (menurut Talmud), amidah, yaitu tegak berdiri mengawali sembahyang dengan mengucapkan shalawat sebanyak 19 kali, 3 kali pertama memuji kekuasaan Tuhan, Kemahaperkasaan-Nya, dan kesucian-Nya, 3 kali yang terakhir sebagai ucapan terimakasih atas rahmat-Nya yang tidak putus-putus, doa penutup untuk keselamatan dan kedamaian, sedang 13 lainnya di tengah-tengah dan merupakan permohonan untuk segala keperluaan. Dalam sembahyang pagi dan malam, amiddah didahului oleh sema, syahadat pertama orang Yahudi. Sema ditandai dengan 2 macam yaitu pujian kepada Tuhan yang telah menciptakan terang menderang pada waktu sembahyang pagi dan yang mengatur perjalanan hari dan malam pada sembahyang malam, dan pujian kepada Tuhan karena kecintaan-Nya kepada Israel sesuai dengan wahyu-Nya. Setiap sembahyang selalu diakhiri dengan alenu wajib atau doa wajib. 

b. Puasa Yahudi 
Umat Yahudi biasanya berpuasa ketika dalam masa berkabung atau berduka cita. Hal ini tercantum dalam kitab 1Samuel 13:13, kitab Imamat Lewi 16: 29. Tujuan puasa bagi mereka adalah untuk menghapuskan dosa dan mensucikan diri dan menyatakan rasa keprihatinan. Puasa orang Yahudi dimulai ketika fajar menyingsing hingga kelihatan tiga buah bintang yang pertama terbit pada senja hari yang bersangkutan. 

c. Korban Dalam Agama Yahudi 
Korban merupakan salah satu upacara ibadat yang penting bagi umat Yahudi. Korban dalam tradisi umat yahudi di bagi menjadi tiga, yaitu korban perdamaian, korban pemujaan, dan korban lain-lain. Korban perdamaian adalah korban yang dilaksanakan untuk memohon perdamaian dengan Tuhan atas dosa yang di perbuat tanpa sengaja. Korban pemujaan terdiri dari korban bakar, korban keselamatan, dan korban sesaji. Korban lain-lain terdiri dari korban perjanjian, korban pelantikan umum, dan korban pembunuhan. Secara garis besar sesuai dengan bentuk korbannya tujuan korban itu adalah untuk memuliakan YeHoVaH, menembus dosa, dan mengadakan persekutuan dengan-Nya. 

d. Hari Suci Yahudi 
Hari suci dalam umat Yahudi di samping erat hubungannya dengan korban, juga erat kaitannya dengan peristiwa sejarah, musim panen, dan juga dengan Hilal. Hari suci dalam umat Yahudi antara lain:
  1. Hari Paskah (hari raya untuk merayakan pembebasan orang Israel dari perbudakan Fir’aun), 
  2. Hari Pantekosta (hari ke-50 pesta paskah panen), 
  3. Hari Perdamaian Besar (hari ke 10 bulan ke 7 menurut penanggalan Yahudi yang dirayakan dengan cara berpuasa untuk penghapusan dosa), 
  4. Hari Pondok Daun (hari raya pengumpulan hasil panen), 
  5. Hari Penembusan Dosa (jatuh pada akhir bulan ke-6 atau awal bulan ke-7 kalender Yahudi), 
  6. Hari Bulan Baru (perayaan dan pensucian hari pertama tiap bulan yang dirayakan dengan kurban dan perjamuan), 
  7. Hari Sabbath (hari Sabtu di mana orang Yahudi dilarang beraktivitas). 

e.  Syari’ah Yahudi 
Agama Yahudi, merupakan salah satu agama yang mempunyai hukum dan putusan-putusannya. Hukum dalam Yahudi antara lain mencakup hukum sipil (jangan merampas barang orang lain), hukum perhambaan, hukum kriminal (jangan membunuh, berzina, mencuri dan bersaksi palsu) semua hokum ini berdasarkan 10 wasiat[2]. Selain itu, di dalam agama Yahudi juga terdapat hukum khitan. Mereka mengadopsi khitan dari tradisi masyarakat Mesir kuno.Hukum waris dalam agama Yahudi menempatkan anak laki-laki sebagai pewaris utama dari orangtuanya. Hak waris tidak membedakan antara anak yang dilahirkan sah dari perkawinan dengan anak yang lahir dari hasil perzinaan. Hukum perkawinan dalam agama Yahudi menganjurkan pernikahan untuk anak laki-laki yang sudah berumur 13 tahun dan perempuan yang berumur 12 tahun. Atau orang yang sudah mencapai akil baligh, maka boleh melaksanakan pernikahan. Dalam agama Yahudi ada suatu larangan untuk menikah dengan orang yang bukan Yahudi (diharamkan). 

f. Etika Yahudi 
Hal terpenting bagi kesucian etika agama Yahudi adalah keadilan dan kebenaran. Kesucian menurut mereka, adalah dasar Yahudi sebagai suatu sistem undang-undang agama dan moral. Mereka percaya, bahwa orang Yahudi tidak akan dapat mencintai Tuhan jika tidak ada yang berpegang teguh pada kebenaran. Dalam konteks Bani Israael (Yahudi), mereka belum sepenuhnya dikatakan cinta kepada Tuhannya jikalau belum bisa mencintai orang lain dan tetangganya melebihi cinta kepada dirinya sendiri. 

Etika dalam agama Yahudi juga melarang apa yang dinamakan genebath daath. Yakni, perbuatan ataupun omongan yang berpura-pura (manis di lidah). Selain itu, umat Yahudi juga diperintahkan agar menjaga keselamatan makhluk, saling dengki, menganiaya sesama, riba dan memberi makan kepada orang miskin. Selain genebath daath, dalam etika agama Yahudi juga ada istilah gemeluth chasadim, yakni berbuat baik kepada manusia seperti menjenguk orang sakit, melayat jika ada umat Yahudi yang meninggal, sopan santun dan saling menghormati. 

D. NABI-NABI YAHUDI

Agama Yahudi dikenal sebagai agama yang banyak nabi. Nabi yang diturunkan kepada umat Yahudi berusaha untuk menyeru umat Yahudi agar meninggalkan kejahatan dan kembali ke jalan yang benar, yakni mematuhi ketentuan-ketentuan Taurat yang diwariskan oleh Nabi Musa. Umat Yahudi, Israel, memang tergolong umat yang suka meniru kebudayaan atau tradisi bangsa lain. Banyak di antara umat Yahudi yang meniru tradisi atau cara hidup bangsa yang pernah menaklukkan mereka, seperti menyembah berhala. Namun kebanyakan pemuka agama mereka (pendeta, imam, dll) membenci nabi-nabi yang diutus Tuhan ini. Nabi umat Yahudi, dalam pengajarannya, lebih menekankan ke aspek moral dan keimanan. Hal ini dikarenakan moral dan iman umat Yahudi yang mudah goyah dan menyeleweng. Nabi yang dianggap sebagai nabi sejati umat Yahudi antara lain adalah:
  1. Isaiyah (Yesaya),
  2. Yeremia,
  3. Ezekil,
  4. Daniel,
  5. Amos,
  6. Obaya,
  7. Yunus, 
  8. Mikha, 
  9. Nahum, 
  10. Habakuk, 
  11. Zefanya, 
  12. Maleakhi, 
  13. Hagai, 
  14. Zakaria, 
  15. Elia, 
  16. Natan, 
  17. Debora. 
Sedangkan Musa, Harun, Daud dan Sulaiman mereka anggap sebagai raja mereka. 

E. KITAB SUCI AGAMA YAHUDI 

Kitab suci agama Yahudi diakui juga sebagai bagian dari Kitab suci agama Kristen yaitu Perjanjian Lama. Umat Yahudi membaginya menjadi: 
  1. Kitab Taurat (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan). 
  2. Kitab Nabi-nabi, meliputi: nabi-nabi yang dahulu (Kitab Yusak, Hakim-hakim, Samuel dan Raja-raja), nabi-nabi yang kemudian (Yesaya, Yeremia, Yezezkil, dan 12 nabi kecil mulai dari Hosea sampai Maleakhi). 
  3. Surat-surat, terdiri dari Mazmur, Ayub, Amtsal, Rut, Nudub, al-Khatib, Ester, Daniel, Ezra, Nehemia dan Tawarekh. 

Umat Yahudi tidak mengakui kitab Perjanjian Baru sebagai kitab suci. Selain dari Taurat mereka juga mengakui kesucian beberapa kitab, yaitu Talmud dan Protokol-protokol Pendeta Zionis. Talmud adalah suatu himpunan tafsiran tentang kitab suci yang pertama, yaitu Taurat. Tafsiran ini berisi tentang hukum, peradaban, kemanusiaan dan ketuhanan. Kandungannya berisi tentang kejadian atau sejarah bangsa Yahudi ribuan tahun yang lalu. Sejarah umat Yahudi masa lalu mereka jadikan sebagai pedoman hidup. Mereka lebih memuliakan Talmud daripada Taurat. 

Talmud, terbagi menjadi dua macam, Talmud Palestina dan Talmud Babilonia. Yang pertama dihasilkan oleh pendeta-pendeta Yerusalem sewaktu bani Israel tinggal menetap di Palestina, dan yang kedua tersusun pada waktu mereka berada dalam pembuangan di Babil. Adapun intisari Talmud terdiri dari 5 bagian. Bagian pertama berisi tentang sejarah seperti kelahiran Ibrahim, cerita Qabil dan Habil, kehancuran Babilonia, Sodom, dan Gomorah sampai dengan keluarnya Musa dari Mesir. Bagian kedua berisi tentang tafsiran kitab seperti hukuman Tuhan dan kisah raja Sulaiman yang bijaksana. Dalam agama Yahudi, juga terdapat tradisi mistik. Tradisi mistik ini bersumber dari Perjanjian Lama (Taurat) dan aliran yang sudah tercampur dengan filsafat Yunani. Mistik dalam agama Yahudi antara lain mistik Markabah, Hechaloth, Mistik Hadinisme dan Mistik Kabbalah.


BAB III 
KESIMPULAN 

Agama Yahudi, merupakan agama Samawi yang berkembang di Bumi Palestina. Yahudi, identik dengan Bani Israel, dikarenakan pemeluk agama ini rata-rata dari keturunan Bani Israel. Agama ini mengklaim bahwa ajaran mereka berasal dari Ibrahim. Mereka meyakini akan adanya satu Tuhan, yakni yang mereka sebut YeHoVaH. Namun, dalam prakteknya, umat Yahudi banyak yang menyimpang dari apa yang telah diajarkan oleh para nabinya. Di satu saat mereka taat pada Tuhannya, namun di saat yang lain mereka juga menyembah berhala (patung sapi). 

Tradisi peribadatan umat Yahudi antara lain sembahyang, puasa, perayaan hari-hari suci (Hari Sabbath, Pantekosta, Paskah, Penebusan dosa dan hari Bulan Baru), kurban (Kurban perdamaian, kurban pemujaan dan kurban yang lainnya), syari’ah (Hukum sipil, hukum perhambaan, kriminal, waris, khitan dan perkawinan) dan etika. 

Kitab suci umat Yahudi (Perjanjian Lama) terdiri dari:
  1. Kitab Taurat (Imamat, Ulangan, Bilangan, Kejadian dan Keluaran), 
  2. Kitab Nabi (Yusak, Samuel, Yeremia, Yezekil, Hosea dan Malaekhi) dan 
  3. Surat-Surat (Daniel, Ezra, Nehemia, Mazmur, Ayub, Nudub, Ester). 

    Mereka juga menggunakan Kitab dari para rabbi mereka, Talmud dan Protokol-Protokol Pendeta Zionis. Talmud berisi tentang sejarah, tafsiran, riwayat para rabbi, peribadatan dan fatwa rabbi, hukum perdata dan hukum pidana. 

    Nabi mereka antara lain Daniel, Ezra, Yezekial, Hosea, Amos, Yunus, Mikha, Nahum, Elia, Natan sampai dengan Debora. Sedangkan Musa, Harun, Daud dan Sulaiman mereka anggap sebagai raja mereka. Terdapat juga tradisi mistik dalam agama Yahudi, atara lain mistik Kabbalah, mistik Markabah, Hechalots dan mistik Hasidisme. 

    Adapun sekte dalam agama Yahudi antara lain:

    Sadducees, 
    Pharisees, 
    Essenes, 
    Zealouts, 
    Pembaca dan Penulis. 





    DAFTAR PUSTAKA 
    • Romdlon, Agama agama Dunia, Yogyakarta: IAIN SUKA Press: 1988 
    • Smith huston, agama-agama manusia, yayasan obor manusia, jakarta: 2001 
    • Ahmad shalaby, perbandingan agama yahudi, bumi askara, jakarta: 1996 

    CATATAN KAKI
    [1]Huston smith, agama-agama manusia, yayasan obor manusia, Jakarta:  2001 
    [2]Perbandingan agama yahudi, ahmad shalaby, bumi askara, Jakarta: 1996


    Posting Komentar

    0 Komentar