Baru

ads header

Pelajaran Dari Yesus Tentang Hukum Taurat


Kasus menarik ....
PELAJARAN DARI YESUS TENTANG HUKUM TAURAT

Dalam Bab-8 kitab injilnya, Yohanes mengisahkan bagaimana orang-orang Yahudi sengaja hendak mencobai Yesus, begini:

[4] Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.

[5] Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"

[6] Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.

[7] Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."

[8] Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.

[9] Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya

[10] Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"

[11] Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Ayat ini berkisah tentang tuduhan orang-orang Yahudi kepada seorang perempuan di lingkungan mereka. Menurut hukum Musa, perempuan pezina harus dirajam.

Ketika orang-orang Yahudi mengadu dan mendesak keputusan dari Yesus, maka Yesus pun bereaksi seperti di atas. Dan Nyatanya tak ada seorang Yahudi pun yang berani melempari perempuan itu dengan batu seperti seharusnya.

Pelajaran apa yang dapat kita petik dari kisah ini?
Ada banyak! Tapi cukup kita ambil dua pelajaran yang paling penting saja yaitu:

Pejaran pertamaMengomentari ini, hampir semua kristen abangan pengikut ajaran Paulus yang tiap hari berseliweran di grup-grup debat lintas iman menegaskan bahwa dengan tidak menghukum si perempuan tertuduh, Yesus sedang menunjukkan kpada kita "bukti keilahiannya yang berkuasa mengampuni dosa!"

Sementara sebagian pengikut ajaran Paulus lainnya dengan penuh percaya diri menyebutkan bahwa dengan tidak menghukum si perempuan tertuduh, Yesus membuktikan kepada kita bahwa Hukum Rajam Taurat yang mereka tuding sangat "sadis" sudah diganti oleh Yesus dengan hukum kasih. 

Dengan kata lain, mereka meyakini Yesus sudah "menghapus" hukum Taurat yang dalam hal ini jelas-jelas sangat melawan ucapan Yesus sendiri yang tercatat dalam Injil Matius Bab-5 sebagai berikut:

[17] “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

[18] Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

[19] Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

[20] Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Pelajaran kedua: Pemahaman mereka jelas tidak didasari oleh pengetahuan dan pemahaman yang jernih tentang ajaran Yesus sendiri sebagaimana tertulis dalam injil-injil kanonik yang memang pada kenyataannya banyak mencatatkan ayat-ayat yang saling tumpang tindih, bahkan kontradiktif antara yang satu dengan yang lainnya.

Kendati demikian coba kita perhatikan dulu yang berikut ini dengan seksama:

Hukum Taurat Musa adalah HUKUM ALLAH Yang Maha Adil lagi Maha Penyayang dan karenanya TIDAK AKAN mencederai hak-hak dasar siapa pun juga!

Alasan Yesus tidak menjatuhkan hukuman kepada perempuan malang itu adalah karena menurut Hukum Allah, setiap tuntutan hukum kepada siapa pun harus dapat dibuktikan dengan MENGHADIRKAN SAKSI-SAKSI, termasuk SAKSI PELAKU.

Dalam kasus di atas, yaitu zinah, PELAKUNYA HARUS ADA 2 ORANG, yakni perempuan yang dituduh berzinah, dan pria pasangan zinahnya. 

Sedangkan seperti dapat kita lihat sendiri, orang-orang Yahudi itu hanya mengaku-ngaku saja sebagai SAKSI tapi tidak membawa serta -- atau tidak dapat menghadirkan -- pelaku zinah pasangan perempuan tsb. Dan ini diisyaratkan sebagai perbuatan 'dosa' oleh Yesus dengan menantang mereka seperti tsb dalam YOH 8:7.

Karena orang-orang Yahudi itu sadar (demi alasan ingin mencobai Yesus) telah berdusta -- dan tentu saja berdosa -- maka mereka pun kemudian satu-per-satu meninggalkan "arena sidang dadakan" tsb sehingga ancaman HUKUM RAJAM terhadap perempuan malang itu dengan sendirinya BATAL dilaksanakan!

Dalam catatan Yohanes Bab-12 Yesus pernah berkata;  

[49] "Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan."

Jadi, yang sesungguhnya terjadi adalah:
1. Yesus tidak pernah membatalkan hukum Taurat,
2. Yesus membuktikan bahwa penghakiman Allah TIDAK MUNGKIN SALAH!

Sama sekali bukan seperti angan-angan beraroma "angin sorga" yang dibayangkan oleh kristen abangan seperti disebutkan di atas tadi!

Demikian.
Salam bagi umat yang mengikuti petunjuk!

Semoga Tuhannya Yesus memberkati.
Amen!



[Sumber: Catatan lama GM]

Posting Komentar

0 Komentar