Targum (Tafsir Taurat) berisi kitab-kitab sejarah dan kitab Para Nabi. Kebiasaan membacakan Kitab Suci kepada jemaat di synagoge dengan diikuti uraian secara lisan dalam bahasa Aram (bahasa pribumi) mulai berkembang pada abad-abad akhir Sebelum Masehi.
Bahasa Ibrani makin kurang dikenal khalayak ramai sebagai bahasa lisan, maka mereka perlu dilengkapi dengan tafsiran teks Kitab Suci dalam bahasa yang sungguh-sungguh mereka fahami, jika mereka diharapkan untuk mengerti apa yang dibacakan kepada mereka. Rabbi yang bertugas untuk memberikan uraian lisan ini disebut methurgeman (penerjemah atau penafsir) dan uraiannya itu disebut Targum.
Rabbi Salomon bin Ishak menyatakan: Hagar adalah puteri dari “Firaun”, dikarenakan pada waktu itu belum ada yang mengetahui bahwa sesungguhnya Dinasti Fir'aun pernah "disela" selama 150 tahun oleh Dinasti Raja-Raja Hyksos. Dalam Al-Quran disebutkan Nabi Yusuf AS berhadapan dengan Malik, bukan Fir’aun: Raja berkata "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus."
Sedangkan Nabi Musa AS berhadapan dengan Firaun, dan Fir'aun berkata: "Datangkanlah kepadaku semua Ahli-ahli sihir yang pandai!" Maka tatkala Ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: "Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan.” Bandingkan dengan Bible yang tidak mengenal Penguasa Mesir Kuno selain dari Dinasti Fir’aun:
[Kejadian 41:4] Lembu-lembu yang buruk bangunnya dan kurus badannya itu memakan ketujuh ekor lembu yang indah bangunnya dan gemuk itu. Lalu terjagalah Firaun.
[Keluaran 7:11] Kemudian Firaun pun memanggil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir; dan merekapun, ahli-ahli Mesir itu, membuat yang demikian juga dengan ilmu mantera mereka.
Bagi ummat Islam tentu tidak perlu bukti pendukung tentang Dinasti Fir'aun, Penguasa Mesir Kuno, pernah digantikan oleh Dinasti Raja-Raja Hyksos selama 150 tahun. Tetapi bagi yang non-Muslim tentu saja membutuhkan rujukan arkeologis.
Rahasia membaca tulisan Mesir kuno Hieroglyph, pada akhirnya berhasil dipecahkan oleh Jean Francois Cahampollion (1780 - 1832). Maka dengan terbacanya hieroglyph itu, terkuaklah sejarah Mesir Kuno dengan sejelas-jelasnya, antara lain Hyksos (Al-Malik = Raja Gembala) dari Kan'an menaklukkan Mesir dan menumbangkan Dinasti Fir'aun.
Dinasti Hyksos ini menguasai Mesir selama kurang lebih 150 tahun (1700-1550) sebelum Miladiyah. Dinasti Raja-Raja Hyksos, sebagai dinasti XV dan XVI mendapatkan legitimasi dalam Dokumen Hieroglyph yang tertera dalam Daftar Penguasa Mesir di Turin. Sekitar tepi danau Manzala terdapat reruntuhan kota Tanis. Kota ini pernah menjadi kota pelabuhan yang makmur. Tidak jauh dari daerah ini terletak situs Avaris, markas angkatan perang yang dibangun oleh Hyksos, Raja Gembala atau Raja Tanah Atas.
Dinasti Raja-Raja Hyksos, sebagai dinasti XV dan XVI mendapatkan legitimasi dalam Dokumen Hieroglyph yang tertera dalam Daftar Penguasa Mesir di Turin. The Hyksos, atau The Shepherd Kings (1730 – 1580) B.C. invaded Egypt.and conquered the Pharao Dynasty 15th Dynasty Salitis - Bnon - Apachnan (Khian) - Khamudi 16th Dynasty AnatHer – UserAnat – Semqen – Zaket – Wasa – Qar - Pepi III – Bebankh – Nebmaatre - Nikare II – Aahotepre – Aaneterire – Nubankhre – Nubuserre – Khauserre – Khamure – JacobEl – Yakbam – Yoam - Apophis (Auserre Apepi) - Amu, defeated by Ahmose in 1580.
Disebutkan pernah terjadi penguasa Mesir Kuno tidak bergelar Fir'aun (Per-Ah, Phar-Aoh) melainkan Raja dalam Dokumen Hieroglyph di situs Turin itu menunjukkan mu'jizat Al Quran, oleh karena hieroglyph baru dapat dibaca dalam tahun 1824 atas jasa Jean Francois Champollion (1780 - 1832).
Dinasti Hyksos dari kaum Al 'Ibriyah Al Qadimah menerima kedatangan kepala kaum Al 'Ibriyah Al Jadidah, yaitu Nabi Ibrahim AS yang datang ke Mesir. Nabi Ibrahim AS diterima dengan baik oleh Salitis, Raja pertama dari Dinasti Hyksos, berhubung bangsa Hyksos berasal dari qaum 'Ad yang bernabikan Nabi Hud AS. Selain Nabi Ibrahim AS diperlakukan baik sebagai tamu oleh Salitis, sang Raja bahkan menikahkan putrinya, yaitu Hajar (Hagar) dengan Nabi Ibrahim AS. Bangsa Hyksos ini adalah bangsa yang merubuhkan hampir seluruh kuil tempat menyembah dewa-dewa Mesir Kuno.
Ini diberitakan oleh JOSEPHUS yang mengutip MANETHO:
"By main force they easily overpowered the rulers of the land, and they razed to the ground the temples of gods." Manetho, juga dikenal sebagai Manethon dari Sebennytos, adalah seorang sejarawan Mesir dan tokoh agama dari Sebennytos (Mesir purba: Tjebnutjer) yang hidup pada zaman Periode Parsi Kedua.
KJVR-Gen 16:3 And Sarai Abram's wife took Hagar her maid the Egyptian, after Abram had dwelt ten years in the land of Canaan, and gave her to her husband Abram to be his wife.
[Terjemahan LAI: Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, -- yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan--, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya].
Ini antara lain salahsatu di antara sisa-sia Biblos yang masih asli, yaitu Hajar adalah isteri Ibrahim. Yang termasuk Israiliyat adalah her maid the Egyptian, maksudnya Hajar adalah orang Mesir pelayan Sarah. Ini Israiliyat yang berbau rasialis. Karena Hajar bukan Bani Israil maka derajatnya direndahkan menjadi sekadar pelayan,
BIBEL TELAH MEMALSUKAN SEJARAH!
Padahal yang benar adalah: Ibrahim telah dinikahkan dengan Hajar puteri Raja Mesir Salitis dari Dynasty Hyksos. [The Hyksos (The Shepherd Kings) 1730 - 580 invaded Egypt, and conquered the Pharao Dynasty].
Demi upaya mempertahankan pembenaran yang salah, maka segala upaya dilakukan, terutama menyesatkan manusia!
[Sumber: Islam Menjawab Fitnah]
[Sumber: Islam Menjawab Fitnah]
0 Komentar