Matius mengisahkan dalam injil yang dikarangnya tentang ahli Taurat dan orang Farisi yang datang kepada Yesus untuk meminta tanda itu. Mereka berkata, “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu.” (Matius 12:38)
Mereka menuntut hakikat dari kebenaran yang dibawa Yesus. Yang mereka minta bukan hanya suatu permainan “sulap” atau “kecepatan permainan tangan”, seperti mengeluarkan kelin ci dari dalam topi, atau menginjak bara api. Mereka menganggap mukjizat seperti itu hanya semacam permainan sihir dari para peramal atau dukun pembuat jampi-jampi.
Tapi apakah Yesus sudah membuktikan kebenaran janji nubuat yang pernah diucapkannya itu?
Nanti dulu! Paulus Yang sangat dipercaya oleh umat Kristen itu pernah mengatakan: “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.” (I Tesalonika 5:21 )
Jadi, MARI KITA BUKTIKAN!
[Matius 12:339-40] Namun Yesus menjawab permintaan orang Yahudi itu dengan keras dan kasar. Ia berucap, “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.” .
Dari perkataan di atas terlihat, Yesus tidak berusaha bersikap baik dan lemah lembut kepada orang Yahudi dengan menunjukkan bukti-bukti yang pernah diberikan selama itu, misalnya:
(a). Mukjizat memulihkan penglihatan seorang pengemis buta yang bernama Bartimeus. (Markus 10:46-52) dan (Lukas 18:35-43)
(b). Mukjizat menyembuhkan penyakit pendarahan wanita yang dideritanya selama dua belas tahun, sehingga sampai meng habiskan semua miliknya. Yesus melakukan itu hanya dengan menjamah jubahnya. (Markus 5:25-34)
(c). Mukjizat mengeluarkan roh jahat ke dalam tubuh kawanan babi yang berjumlah lebih dari dua ribu ekor. (Markus 5:1-20)
(d). Mukjizat memberi makan kepada lima ribu orang yang mengikutinya. (b:l-15)
Namun sayang, terhadap orang Yahudi Yesus tidak mengingatkan mereka. Yesus tidak berusaha mengingatkan orang Yahudi agar tidak menuntut hal-hal baru dan mengajak mereka merenungi kembali tanda dan mukjizat yang sudah pernah ia berikan. Di sini Yesus malah menyatakan dengan keras dan kasar kepada mereka: “Tidak akan diberikan tanda, (kecuali satu tanda), seperti tanda Nabi Yunus!”
Lantas apa sebenarnya tanda (mukjizat) Nabi Yunus itu?
Untuk menemukan jawabannya, terlebih dulu kita harus membaca surat Yunus dalam Perjanjian Lama. Menurut kitab itu, Allah telah memerintahkan kepada Yunus agar pergi ke kota Niniwe untuk memperingatkan penduduk kota itu agar segera bertobat dan insaf dari segala tingkah lakunya yang jahat. (Yunus 3:8)
Namun ternyata Yunus enggan pergi ke Niniwe. Ia malah melarikan diri ke Yafo. Di sana ketika ia melihat sebuah perahu yang akan berlayar, dengan cepat ia naik untuk melarikan diri dari perintah Allah.
Ketika perahu berada di tengah laut, tiba-tiba datang angin topan dan gelombang besar yang menakutkan. Melihat kejadian ini si nakhkoda berkeyakinan bahwa di antara penumpangnya pasti ada salah seorang yang telah berbuat durhaka. Si nakhkoda kemudian berembuk dengan para penumpangnya untuk menga tasi masalah ini. Kemudian mereka berkata, “Marilah kita undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini.” (Yunus 1:7)
Meskipun Yunus merasa enggan memenuhi perintah Allah untuk pergi berdakwah, tapi setelah kalah dalam undian, dengan gagah berani ia menawarkan diri untuk melaksanakan hukuman itu. Katanya, “Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu.” (Yunus 1:12)
Setelah itu, hidup Atau matikah, Nabi Yunus?
Dengan gagah berani Yunus menyerahkan dirinya untuk dijadikan tumbal dan korban. Dengan sendirinya, saat dilemparkan ke dalam laut, ia tidak perlu dibunuh lebih dulu dengan cara dipenggal atau ditikam. Sebab ia sudah dengan sukarela menyatakan kesediaannya dilempar ke laut seraya berkata, “Campakkanlah aku ke dalam laut! “ Dan benar saja, setelah itu gelombang laut dan angin ribut benar-benar reda!”
Kini perlu kita tegaskan bersama, “bagaimanakah keadaan Nabi Yunus ketika dilemparkan ke dalam laut, sudah mati atau masih hidup?”
Semua anak-anak Sekolah Minggu akan menjawab tanpa pikir panjang lagi: “Dalam keadaan hidup!
Coba fikir sendiri, apakah hanya secara kebetulan saja kemudian Nabi Yunus ditelan oleh ikan besar, dan bagaimanakah kira-kira keadaannya setelah berada di dalam perut ikan besar itu, hidup atau mati?
Dengan serentak anak-anak Sekolah Minggu pasti akan menjawab, “Dalam keadaan hidup!”
Kenapa?
Mereka akan menjawab dengan serentak, “Di salam perut ikan besar itu Yunus berdoa kepada Tuhan Allahnya. Katanya, “Dalam kesusahan aku berdoa kepada Tuhan dan Ia menjawab aku.” (Yunus 2:1-2) Selanjutnya anak-anak itu akan menjawab lagi, “Yang jelas di dalam perut ikan itu Yunus hidup, karena orang mati tidak mungkin berseru dan berdoa!”
Lantas bagaimanakah keadaan Nabi Yunus selama tiga hari dibawa ikan besar itu mengharungi lautan, mati atau hidup?
Jawaban mereka tetap tidak akan berubah: “Hidup!”
Dalam keadaan hidup atau matikah setelah tiga hari akhirnya ikan besar tsb memuntahkan Nabi Yunus ke tepi pantai?
Jawaban mereka tetap tidak berubah: “Hidup!”
Jawaban anak-anak Sekolah Minggu itu, walau bagaimanapun, dapat diterima oleh semua golongan agama, baik Yahudi, Nasrani, maupun Islam. Karena memang tidak ada bukti kitabiah yang mengatakan bahwa Nabi Yunus mati di dalam peristiwa itu.
Jadi, jika Nabi Yunus diyakini hidup selama tiga hari tiga malam di dalam perut ikan, maka seharusnya Yesus juga hidup selama tiga hari berada di dalam kuburnya, atau rahim bumi sebagaimana yang dinubuatkannya sendiri.
Kenapa doktrin kristen menyatakan bahwa Yesus mati?
Karena kekristenan memang bergantung kepada benang lapuk. Mereka tidak malu-malu melawan akalnya sendiri dan menyatakan bahwa “Yesus mati”.
Karena kekristenan memang bergantung kepada benang lapuk. Mereka tidak malu-malu melawan akalnya sendiri dan menyatakan bahwa “Yesus mati”.
Sebenarnya hal ini dilakukan demi mengabadikan “gagasan” tentang Yesus sang juruselamat. Karena itulah, tidak bisa tidak; harus dijawab bahwa selama tiga hari tiga malam dalam kuburnya, Yesus mati. Padahal kita semua tahu bahwa pernyataan ini sangat berbeda dan bertolak belakang dengan apa yang dirtegaskan oleh Yesus sendiri di dalam nubuatnya!
Nabi Yunus tetap hidup selama tiga hari tiga malam di perut ikan, tetapi meski menjadi berdusta dengan nubuatannya sendiri, Yesus "harus" dianggap mati selama tiga hari tiga malam di rahim bumi!
Ternyata janji nubuatan Yesus tsb mentah-mentah dinafikan dan ditolak oleh ajaran Kristen demi mendukung akal-akalan Paulus yang terlanjur memproklamirkan bahwa Yesus mati disalib -- dan dibangkitkan pada hari ketiga di antara orang mati -- untuk memenuhi JANJI KESELAMATAN yang direkayasanya sendiri!
Sungguh malang nasib Yesus, di mana-mana cuma ddijadikan tumbal kepentingan gereja saja!
FAKTA!
FAKTA!
[Sumber: Islam menjawab Fitnah]
0 Komentar