TEKS MASORIT
Teks Alkitab yang kita miliki kerap kali adalah Tulisan-tulisan tangan (- Tulisan tangan salinan Alkitab), terjemahan-terjemahan yang merupakan sebuah hasil proses sastera selama ratusan tahun. Teks asli Alkitab sudah hilang. Teks Alkitab yang asli pada umumnya diwariskan oleh para pengarang kepada kita tanpa perubahan yang hakiki.
Teks Alkitab dari PERJANJIAN LAMA
Saksi yang paling penting mengenai Teks Alkitab Ibrani adalah teks Masorit. Teks itu merupakan sebuah hasil karya para Masorit, yaitu para pengkritik naskah Yahudi (yang bekerja antara tahun 750-1000 sesudah masehi.). Mereka adalah orang-orang yang menyanggupkan diri untuk memikul tugas untuk menetapkan naskah Alkitab menurut orthografinya ( penentuan konsonan-konsonan dan huruf hidup yang ditulis dalam KITAB SUCI), menurut ungkapannya dan bagaimana perkembangannya sampai pada ketentuan yang terakhir. Penelitian yang ketat itu mereka lakukan dengan maksud untuk melindungi KITAB SUCI, agar tidak ada perubahan yang tersisip di dalamnya.
Sekarang sudah dapat dipastikan, bahwa teks Alkitab Ibrani mempunyai tanda-tanda tetap untuk menulis mempunyai tanda-tanda tetap untuk menulis konsonan-konsonan sejak tahun 100 sesudah masehi. Teks Alkitab pada saat itu pada garis besarnya dapat dikatakan identik dengan teks Masorit. Tetapi juga kelihatan jelas, bahwa di banyak tempat digunakan sebuah teks Ibrani oleh para - Septuaginta, yang menyimpang cukup jauh dari Naskah Masorit, bukan hanya dalam soal-soal kecil, melainkan juga dalam pengaturan dan tambahan-tambahannya. Cetakan ketiga dari Biblica Hebraica, yang diterbitkan Kittel (1937) dan teks yang sedang diterbitkan, Biblica Hebraica Stuttgartensia adalah edisi teks Masorit yang paling baik.
Teks Alkitab dari PERJANJIAN BARU
Jumlah tulisan tangan yang banyak sekali mengenai Alkitab, diatur menurut kelompok-kelompok tertentu. Tiap kelompok mempunyai coraknya sendiri. Orang tahu akan adanya kelompok Alexandria (B), kelompok Eropa (D), kelompok Antiokhia (A, atau disebut juga "koine"). Sejak abad 19 telah diterima secara merata, bahwa kelompok B itu paling dekat dengan teks aslinya. Tetapi kelompok A lebih dipakai dalam tradisi tulisan di waktu kemudian. Kelompok A menjadi bentuk percontohan pada Teks Alkitab yang disahkan kembali di waktu berikut, bahkan menjadi dasar untuk penerbitan-penerbitan yang pertama.
TEKS SEPTUAGINTA (LXX)
Terjemahan tertua dan terpenting dari PERJANJIAN LAMA ke dalam bahasa Yunani. Nama Septuaginta berasal dari legenda yang diwariskan dalam surat Aristeas. Di dalam legenda itu disebutkan bahwa 72 orang Yahudi menyelesaikan terjemahannya selama 72 hari.
ASAL DAN SEJARAH
Septuaginta dibuat di Aleksandria untuk memenuhi kebutuhan orang Yahudi diaspora (kelompok-kelompok kecil yang disingkirkan) yang berbicara bahasa Yunani. Semula diterjemahkanlah - Pentateukh (5 kitab Musa, pertengahan abad 3 sebelum masehi.), kemudian secara lambat laun diterjemahkan pula Kitab-kitab PERJANJIAN LAMA lainnya (sampai menjelang tahun 100 sebelum masehi.). Terjemahan Septuaginta segera digunakan menjadi Alkitab resmi dalam Yudaisme helenis di dalam sinagoga-sinagoga.
Para penulis PERJANJIAN BARU lebih suka mengutip PERJANJIAN LAMA dari naskah terjemahan itu. Setelah hancurnya Yerusalem, kewibawaan Septuaginta diserang oleh orang-orang Yahudi sendiri. Padahal sampai saat itu Septuaginta tidak pernah mengalami serangan demikian. Di dalam perdebatannya dengan orang-orang Kristen, orang Yahudi meragukan kesetiaan penterjemahan naskah Ibrani oleh kelompok Septuaginta (misalnya: Kitab Yesaya 7:14; dan Kitab Mazmur 95:10). Kecuali itu isi daripada Septuaginta tidak cocok dengan Kanon (kumpulan kitab-kitab) seperti yang di tetapkan oleh Yudaisme (90/95 sesudah masehi). Akhirnya naskah Septuaginta tidak bisa mencukupi kebutuhan sekolah Rabi Akiba. Dari situlah timbul terjemahan baru bagi orang-orang Yahudi helenis dalam abad kedua (Akwila, Theodotion, Syamkhus; Terjemahan-terjemahan Alkitab I.1. b-d).
Mengenai sejarah Septuaginta di dalam gereja Kristen sebelum Origenes sedikitlah yang diketahui. Sekitar tahun 200 naskah Septuaginta sudah begitu rusak, sehingga Origenes berusaha meniadakan perbedaan yang telah terjadi dengan membuat Heksapla ( naskah Ibrani dan terjemahan-terjemahan Yunani dalam 6 kolom yang sejajar) dan memulihkan kembali naskah-naskah aslinya. Heksapla dan usaha di waktu berikut untuk memperbaiki naskah menimbulkan adanya resensi-resensi dan bentuk-bentuk naskah yang lain lagi.
NILAI TERJEMAHAN
Septuaginta itu tidak membentuk sebuah kesatuan, sehingga nilai terjemahan tiap kesatuan itu berbeda jauh; Misalnya: Pentateukh (5 kitab Musa) diterjemahkan dengan baik sekali. Kitab Yesaya dan para Nabi Kecil diterjemahkan secara jelek sekali. Kitab Dan lebih baik dikatakan sebuah saduran bebas daripada sebuah terjemahan. Tetapi terjemahan Septuaginta masih tetap tidak dirubah-rubah sejak adanya usaha mempersatukan naskah-naskah Alkitab pada abad pertama/kedua. Dari segi pandangan lain Septuaginta adalah hasil usaha Kristen untuk mempersatukan naskah karena adanya maksud liturgis. Penemuan Kitab-kitab Suci di Kumran menyatakan, bahwa pada abad terakhir sebelum masehi. ada sebuah bentuk naskah Ibrani yang beredar dan dekat sekali bentuknya dengan naskah Septuaginta. Setiap perbedaan naskah harus diperiksa sendiri-sendiri; Misalnya: di dalam memberi huruf vokal pada nama-nama pribadi, kelihatan, bahwa Septuaginta lebih baik daripada naskah Masorit yang kita miliki (yang lebih muda).
TULISAN TANGAN DARI KUMRAN
Di dalam musim semi 1947 ada gembala-gembala yang menemukan "gulungan" yang pertama. Tempatnya di padang gurun Yehuda, 3 km di sebelah utara en Feskha dan dekat dengan puing-puing sebuah bangunan besar di sebelah utara pantai Laut Mati. Orang-orang Arab menamakan puing-puing itu Khirbet Kumran. Di kemudian waktu naskah-naskah lain ditemukan di wadi Murrabba'at sejauh 18 km barat-daya dari Khirbat Kumran dan ada tambahan penemuan lagi di Khirbet Mird. Setelah gurun itu diselidiki secara sistematis ditemukanlah naskah-naskah (kebanyakan berbentuk fragmen-fragmen) yang berada di dalam 11 gua.
Publikasi dari keseluruhan bahan itu masih akan makan waktu bertahun-tahun. Penyelidikan arkeologis (1952-1956) telah memastikan, bahwa di Khirbet Kumran ditemukan pusat satu-satunya "perserikatan Kumran" (oleh kebanyakan para penyelidik, perserikatan itu disamakan dengan gerakan Esseni). Sebuah ekspedisi Israel menemukan naskah-naskah Alkitab maupun profan di dalam (wadi) Nahal Heber dan di Masada, sebuah benteng di lereng timur pegunungan Yehuda di dekat Laut Mati, tidak jauh dari En-gedi. Terletak pada suatu dataran tinggi padas yang curam. Diperluas secara megah oleh Herodes dan menjadi tempat pertahanan terakhir dalam perang Yahudi melawan Roma (66-73 sesudah Masehi). Di situ antara lain ditemukan surat-surat dari Bar Kokhba pada saat perang kemerdekaan Yahudi yang kedua (132-135; Papiri, yaitu tanaman pandan-air yang tersebar luas di zaman Mesir kuno (Kitab Keluaran 2:3) dan kini sudah jarang lagi tumbuh. Tanaman itu dipakai untuk anyaman (Kitab Keluaran 2:3), untuk pembuatan perahu (Kitab Yesaya 18:2) dan terutama sebagai bahan untuk menulis (kata "paper" = kertas). Dari batang yang ditaruh dalam bentuk tumpang-silang, orang mengepres dan membuatnya halus, sehingga timbullah lembaran-lembaran yang dilem menjadi gulungan.).
TULISAN ALKITAB.
Tulisan tangan yang paling penting adalah gulungan Yesaya yang hampir lengkap. Gulungan itu ditemukan pada tahun 1947 dan diumumkan pada tahun 1950. Di samping itu masih ada sebuah naskah Alkitab dengan komentar atas Habakuk 1-2. Gua tempat menyimpan fragmen-fragmen semua Kitab PERJANJIAN LAMA-Ibrani dengan pengecualian Ester. Dalam gua 11 ditemukan sejumlah sisa besar sebuah gulungan Mazm., yang saat ini merupakan tulisan Alkitab yang nomor dua besarnya. Gua-gua lainnya memuat fragmen-fragmen Alkitab yang lebih kecil. Hukum (terutama kitab Ulangan.), Yesaya. dan Mazmur., termasuk penemuan yang paling besar. Di dalam "perserikatan Kumran" kitab-kitab itu barangkali merupakan bagian kitab-kitab yang paling disayangi.
Titik tanggal yang pasti merupakan masalah yang sangat penting bagi ilmu pengetahuan Alkitab. Kini rasanya seperti sudah pasti, bahwa kebanyakan buku-buku Alkitab berasal dari dua abad terakhir sebelum masehi., atau dari abad pertama sesudah masehi. Penyelidikan tentang keadaan penemuan itu memberi petunjuk bahwa buku-buku itu ditaruhkan dalam gua-gua tadi pada tahun atau bahkan sebelum tahun 68 sesudah masehi. Barangkali beberapa di antaranya berasal dari abad 1 atau 2 sebelum masehi. Beberapa fragmen lainnya mungkin tergolong lebih tua (abad 3 atau 4 sebelum masehi).
Tulisan-tulisan tangan dari Kumran memberikan sebuah Naskah Alkitab yang ditulis seribu tahun lebih tua daripada kodeks-kodeks Ibrani yang kita miliki sebelum penemuan itu. Meskipun demikian naskahnya itu di dalam keseluruhannya tidak lebih baik daripada naskah Masorit. Dengan demikian terbuktilah bahwa naskah Masorit pada hakekatnya termasuk jauh lebih tua daripada yang diperkirakan. Ejaan baik (ortografi) yang ditemukan,- penting bagi pelajaran sejarah bahasa Ibrani -, nampak berbeda dalam naskah-naskahnya. Selanjutnya nampak dari beberapa fragmen yang ditemukan, bahwa LXX (SEPTUAGINTA) termasuk pada teks-teks yang katanya diterjemahkan secara bebas atau atas keinginan pribadi perorangan tertentu, barangkali juga dikembalikan pada asal Ibrani-nya.
Dari penemuan-penemuan itu tersingkap bahwa naskah PERJANJIAN LAMA yang berbahasa Ibrani itu belum ditetapkan secara pasti pada tahun 68 sesudah masehi. Pada tahun 132-135 orang baru mempunyai sebuah naskah kesatuan, yang dalam garis besarnya nampak seperti naskah Masorit. Tetapi naskah ini bukan satu-satunya naskah yang beredar.
TULISAN-TULISAN BUKAN ALKITAB
Tulisan-tulisan itu boleh jadi berasal dari zaman yang sama dengan zaman naskah-naskah Alkitab. Tetapi orang harus membedakan tuanya tulisan-tulisan bukan Alkitab itu dengan tuanya teks aseli dari tulisan itu. Sebab tulisan yang ditemukan sudah merupakan edisi kesekian kalinya daripada teks aselinya.
Jemaat Kumran tentunya memiliki sebuah perpustakaan komentar yang cukup luas mengenai KITAB SUCI. Eksegese di situ caranya aneh dan menyimpang dari tipe midrasy seperti yang dikenal orang sampai sekarang. Mereka suka menghubungkan kata-kata Kitab dengan dirinya dan dengan zamannya. Anggapan mereka, bahwa zaman merekalah yang terakhir. Adapun komentar yang paling luas isinya adalah komentar Habakuk atas Habakuk 1-2. Isinya menarik sekali oleh permainan yang dipakai untuk menyinggung keadaan zaman penyusun. Mengenai komentar-komentar lainnya hanya dikenal fragmen-fragmen melulu (komentar Hosea., Mikha., Mazmur., Yesaya.).
PERATURAN-PERATURAN
Yang paling penting adalah peraturan sekte atau pengaturan jemaat. Oleh penerbitnya yang pertama (1951) disebut Manual of Discipline. Naskah itu (11 kolom) hanya sedikit yang rusak. Peraturan itu mengajar para anggota jemaat, bagaimana mereka akan hidup, sesuai dengan penafsiran pimpinan, memenuhi hukum (taurat). Peraturan jemaat ini boleh jadi diperuntukkan para pengikutnya yang nampaknya hanya pria melulu. Masih ditambah lagi dengan sebuah dokumen yang juga membicarakan soal para istri dan anak-anak. Barangkali peraturan-peraturan itu diperuntukkan bagi zaman keselamatan yang akan datang, sebab di situ antara lain dibicarakan tentang kemungkinan, bahwa Mesias itu akan hadir di dalam perjamuan.
Tulisan tangan Damsyik menurut isi dan coraknya termasuk ke dalam sastra Kumran. Hal itu dapat dibuktikan lagi dari kenyataan, bahwa fragmen-fragmen dari berbagai eksemplarnya ditemukan dalam gua-gua Kumran. Sudah hampir dapat dipastikan, bahwa tulisan itu berasal dari periode yang lain daripada aturan jemaat itu. Ada tulisan soal peraturan berperang. Tulisan itu berusaha melukiskan sebuah perang yang dilakukan oleh para putera cahaya, artinya: oleh para anggota perserikatan, yang berperang pada akhir zaman melawan seluruh bagian dunia yang lainnya. Para imam memegang peran besar di situ.
Di luar Mazmur Alkitab, jemaat Kumran masih mendoakan Mazmur-nya sendiri. Sebetulnya mereka doakan nyanyian pujian, yang di dalam tinjauan sastranya merupakan sebuah mosaik kata-kata Mazm Alkitab, tetapi menunjukkan sebuah kesatuan konsepsi theologi tersendiri. Oleh karenanya perlu dipandang sebagai karya satu orang pribadi. Sebagai ungkapan cara berpikir religius di Kumran, maka Mazm-Mazm itu mempunyai nilai yang besar bagi kita. (4) Sisa naskah lainnya. Di antara naskah-naskah ini, kesaksian-kesaksian sebuah sastra apokrif-apokaliptik sangat meluas isinya dan mengambil tempat yang besar di dalamnya. Padanya termasuk tulisan-tulisan yang sudah terkenal (Yub., Hen., Test XII) seperti yang tidak diketahui sebelumnya, misalnya: sebuah gambaran tentang Yerusalem baru, sebuah doa dari Nabonid dan tiga buah fragmen lain dari siklus Daniel. Menyolok pula banyaknya naskah liturgi, yang dalam cara tertentu bisa dijadikan pendahulu surat Ibrani dan Why.: Liturgi dan kenisah di surga nampak sebagai contoh dari liturgi dan kenisah di dunia.
ARTI DAN NILAI PENEMUAN
Penemuan Kumran telah memberikan cahaya terang baru pada Yudaisme Palestina dalam zaman pergantian PERJANJIAN LAMA menuju PERJANJIAN BARU Kini kita telah tahu, bahwa Yudaisme zaman Yesus mempunyai lebih banyak segi-segi pandangan lainnya daripada anggapan orang sebelumnya. Naskah-naskah Kumran memberikan kelonggaran atas pandangan-pandangan baru tentang dunia tempat agama kristen timbul. Pada banyak tempat di PERJANJIAN BARU yang dulunya diperkirakan mempunyai pengaruh helenis, kini lebih mudah dinyatakan sebagai pengaruh dari kalangan Yahudi sendiri.
THEOLOGI
Meskipun pendiri perserikatan Kumran (ia disebut "guru keadilan") maupun sebab-musabab konkrit mengenai pendirian jemaat itu tidak dikenal (rupanya pertanyaan atas "penanggalan yang tepat" menjadi penentu yang penting), namun di dalam Kitab-kitab yang ditemukan harus diakui adanya sebuah konsepsi theologi yang mengesankan: Jemaat Kumran yang yakin, bahwa Allah membuka kembali dan memberikan kepada jemaat itu persekutuan denganNya dan dengan para malaekatNya. Mereka secara khusus dijiwai semangat untuk menjadi mirip dengan Tuhan dalam segala-galanya. Mereka bukan hanya merasa berkewajiban memenuhi nasihat yang diberikan oleh Tuhan dengan tepat, melainkan harus juga memisahkan diri dari semua orang dosa dan dari a pa saja yang mengandung dosa. Sebab Tuhan sendiri memberi rokh kegelapan, sehingga semua para anggota Kumran wajib membenci semua hal yang mengandung dosa dan menolaknya.
Bahkan setiap anggota yang melanggar sebuah perintah dari hukum, artinya: memberikan tempat pada rokh kejahatan, harus dipisahkan dari perserikatan untuk sementara waktu atau untuk selama-lamanya. Memiliki rokh itu sekaligus menentukan tempat setiap orang sesuai peraturan perserikatan. Di dalam peraturan itu harus dicerminkan "peraturan surgawi": Tak seorangpun boleh ada di atas tempat nasibnya (yang ditentukan Tuhan).
Petunjuk-petunjuk yang disingkapkan oleh Rokh Allah tidak cukup hanya dijadikan norma belaka. Dengan bantuan sebuah tanggalan yang hanya mengikuti perhitungan matahari, yang dianggap sebagai "tanggalan surgawi", orang harus memberi susunan peraturan pada hidupnya sendiri. Ia harus membantu perserikatan, menjawab kurnia Tuhan sesuai waktunya. Justru karena Kumran merupakan perserikatan yang sadar, bahwa terpanggil oleh Tuhan sebagai hadiah melulu yang penuh rakhmat, maka para saudara sewarga berusaha untuk tidak menyombongkan diri dalam menghayati perserikatan itu, melainkan memasuki jalan yang dibuka Tuhan baginya di dalam hukumNya.
[Sumber: Sanggar Alkitab]
0 Komentar