Apakah firman itu?
Islam memahami Firman sebagai sebuah “kata kerja” yang menggambarkan kehendak Allah. Misalnya kata: "Allah berfirman, ....", atau; "Dengan Firman segala sesuatu dijadikan oleh Allah."
Bagaimana jika ada yang berkata bahwa Firman adalah Allah? Saudara-saudara Kristen mengatakan Firman adalah Allah. Hal ini bisa kita lihat dalam pembukaan ayat Yohanes sebagai berikut:
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. “In the beginning was the Word, and the Word was with “God,” and the Word was “God”.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana ayat diatas dipahami?
Bagaimana memahami Firman sebagai Allah?
Jika ayat di atas dipahami secara apa adanya dapat disimpulkan bahwa Firman adalah Allah dan segala sesuatu terjadi karena Firman. Boleh dibilang semua yang tampak maupun yang tidak tampak adalah Firman, berarti semuanya adalah Tuhan.
Itulah sebabnya mengapa dalam pemahaman Hindu juga ditemukan bahwa segala sesuatu adalah Tuhan. Tetapi seperti halnya konsep Dewa-dewa ada Dewa yang paling kuasa dan ada Dewa yang menjadi Bawahan. Filsafat ini merupakan filsafat kuno yang juga menjadi pemahaman filsafat bagi orang Yunani kuno dan orang-orang yang sepaham dengan mereka. Bahwa pada mulanya ada Dewa yang paling kuasa, kemudian Dewa yang paling kuasa ini menciptakan Para Dewa bawahan.
Karenanya dalam Kitab Perjanjian Lama (Taurat) istilah Anak Tuhan terasa begitu kental. Anak Tuhan sebagai tuhan kecil (t-kecil). T-uhan dan t-uhan jelas memiliki pengertian berbeda layaknya “God” dan “a god”. God adalah Tuhan itu sendiri yang Maha Pencipta sedangkan “a god” adalah sifat ketuhanan atau religiusitas yang ada pada diri seseorang. Saksi Yehowa juga memaknai Yohanes 1:1 dimana kata “Word” sebagai “a god” (The Word was a god).
Jadi dalam konsep Perjanjian Lama Tuhan berbeda dengan Firman. Layaknya dalam Islam, dalam Taurat Firman masih dipandang sebagai sesuatu yang dibuat oleh Tuhan tetapi bukan Tuhan. Lalu mengapa Yohanes bisa menuliskan ayat Yohanes 1:1 dimana Firman sebagai Allah? Yang perlu dicermati adalah apakah ayat diatas ada kesalahan penulisan kata, ataukah salah di pemahaman kalimat?
Kesalahan ini kemungkinan terjadi sejak Bible diterjemahkan dalam bahasa Barat. Kita mengetahui bahwa dalam tata bahasa barat mengenal huruf kecil dan huruf besar. Sedangkan dalam bahasa Yahudi atau Arab tidak mengenal huruf kecil dan besar. Sehingga ketika kata “Word” disandingkan dengan kata “God” bisa membuat salah pengatian. Dimana Hal ini jelas membuat pengertian yang berbeda antara “God” dan “god”. Coba perhatikan ayat diatas, ada dua kata God disana. Keduanya berhuruf G semua. Dalam kaidah Yunani seharusnya yang pertama huruf besar “G” dan yang kedua huruf kecil “g”. Mengapa?. kata God dalam “And the word was with God” adalah HO-THEOS yang berarti THE GOD. Sedangkan kata god pada kalimat “and the word was with god” adalah Ton-theos yang berarti a god (sifat ketuhanan).
Jadi dalam kalimat akhir “Firman adalah Tuhan” atau “The Word was God” seharusnya tidak diterjemahkan seperti itu. Dalam bahasa Yunani God = theos, mengindikasikan sebagai Bapa. Hal ini juga digunakan untuk menunjuk Tuhan Palsu (2 Korintus 4:4) , Tuhan-tuhan lain (1 Korintus 8:5), Orang-orang suci (Yohanes 10:34-35). Jadi akan menjadi suatu kebingungan bagaimana kita tahu kata theos itu mengacu ke siapa, apakah Bapa, Tuhan Palsu, Tuhan-tuhan lain atau manusia suci!. Sehingga Yohanes 1:1 seharusnya diterjemahkan sebagai berikut.
In the beginning was the Word, and the Word was with “the theos,” and the Word was “theos.” kata yang sama sebagai “In the beginning was the Word, and the Word was with “God,” and the Word was “a god.”
Kata “logos atau Word” merupakan inspirasi Tuhan, kehendak tuhan, maksud Tuhan, seperti dalam ROMA:
1:19-Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka.
1:20-Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
Jika kita memperhatikan ayat diatas jelas sekali bagaimana Allah menampakkan kuasanya yang tak bisa dipahami manusia kedalam sebuah ciptaan untuk menunjukkan kuasanya. Bahwa Tuhan mampu dan kuasa menciptakan segala sesuatu yang irasional. Jika Firman dikaji sebagai Allah sendiri dimana Allah adalah Yesus hal itu sangatlah tidak mungkin. Coba perhatikan surat Amsal berikut:
8:22 TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala.
8:23 Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada.
8:29 ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi,
8:30 aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya;
Mari kita perhatikan, bahwa dalam Amsal 8:22 Tuhan memulai perkataan dengan Menciptakan. Tuhan telah menciptakan aku. Sehingga apabila Yesus dan bapa adalah satu pun harus dipahami sebagai kesatuan antara Tuhan dan ciptaan Tuhan.
Untuk memahami hubungan antara Tuhan dengan ciptaan-NYA (word-logos) kita bisa memahami dari beberapa ayat dibawah in:
KEJADIAN 39:2 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf (Word-logos), sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
KELUARAN 19:17 Lalu Musa (Word-logos) membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai ALLAH dan berdirilah mereka pada kaki gunung.
Contoh yang paling nyata adalah ayat dalam “Wisdom of Solomon” yang dianggap Apokrifa dan ditolak oleh Kristen Modern dimana mengatakan sebagai berikut: Oh Tuhan dari ayahku dan Raja belas kasih yang telah membuat segala sesuatu dengan Firman “O God of my fathers and Lord of mercy who hast made all things by thy word (logos)…”
Dari keterangan ini dapat dipahami bagaimana Yesus diposisikan sebagai Firman. Yesus sebagai personifikasi dari kehendak Tuhan.
Dalam Kolose 1:15 Dikatakan bahwa Yesus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan.
Juga dalam Yohanes 14:9, Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; Hal ini sama saja ketika Allah menggambarkan kehendaknya pada Yusuf dan Musa seperti ayat diatas.
Lihatlah ayat dibawah ini dimana pada ayat-ayat ini memiliki kata “pada mulanya/permulaan/awal” yang maknanya hampir sama:
Yohanes 1:1 Pada mulanya adalah Firman (Word);
Kejadian 1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Markus 1:1 Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.
Yohanes 15:27 Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.”
Jika kita perhatikan, masing-masing penulis menggunakan kata “pada mulanya ~ permulaan ~ dari semula ” dengan konteks yang berbeda-beda.
Dalam konteks Yohanes 1:1 kata “pada mulanya” dipakai sebagai konteks bahwa alam semsesta dibentuk dengan Firman Tuhan. Jadi, pada mulanya adalah Tuhan. Tuhan ingin menciptakan alam semesta. Dalam menciipta alam semesta Tuhan menggunakan Firman.
Lalu, apakah sebenanya Firman itu? Firman adalah Hasrat Tuhan, Keinginan, Ide, Gagasan, dan hal-hal lain yang menyerupai itu.
0 Komentar