Abu Rayhan al-Biruni
adalah seorang ilmuwan besar, fisikawan, astronom, sosiolog, sastrawan,
sejarawan dan matematikawan yang nilainya tidak pernah diketahui. Dia
dianggap sebagai bapak dari unified field theory (teori segala sesuatu) oleh peraih penghargaan Nobel Profesor Abdus Salam.
Abu Rayhan al-Biruni hidup hampir seribu tahun yang lalu dan sezaman dengan Ibn Sina (Avicenna) dan Sultan Mahmoud Ghazni.
Pada
saat menjelang akhir hayatnya, Biruni dikunjungi oleh tetangganya yang
merupakan ahli fiqih. Abu Rayhan masih dalam keadaan sadar, dan tatkala
melihat sang ahli fiqih, dia bertanya kepadanya tentang hukum waris dan
beberapa hal yang berhubungan dengannya. Sang ahli fiqih terkesima
melihat seseorang yang sekarat masih tertarik dengan persoalan-persoalan
tersebut. Abu Rayhan berkata, “Aku ingin bertanya kepadamu, mana yang
lebih baik, meninggal dengan ilmu atau meninggal tanpanya?” Sang ahli
fiqih menjawab, “Tentu saja lebih baik mengetahui dan kemudian
meninggal.” Abu Rayhan berkata, “Untuk itulah aku menanyakan
pertanyaanku yang pertama.” Beberapa saat setelah sang ahli fiqih tiba
dirumahnya, tangisan duka mengatakan kepadanya bahwa Abu Rayhan telah
meninggal dunia. (Murtaza Mutahhari: Khutbah Keagamaan)
Setelah
itu, hampir seribu tahun yang lalu, adalah saatnya ketika umat muslim
membawa obor pengetahuan pada zaman kegelapan. Mereka menciptakan
peradaban Islam, didorong oleh penelitian dan penemuan ilmiah, yang
membuat bagian dunia lainnya menjadi iri selama berabad-abad.
Dalam buku "Stanislas Cuyard-Ency des Sciences Religioses", Paris, 1880, jilid IX, p. 501, Napoleon Bonaparte berkata,
"Selama abad-abad pertengahan, sejarah peradaban dipenuhi oleh Islam. Berkat keuletan kaum Musliminlah maka ilmu pengetahuan dan falsafah Yunani selamat dari kebinasaan, dan Islam kemudian datang membangunkan dunia Barat serta membangkitkan gerakan intelektual sampai pada pembaruan Bacon. Pada abad ke-7, dunia lama itu sudah dalam keadaan sakaratulmaut. Muharnmad memberi kepada mereka sebuah Qur'an yang rnerupakan titik tolak ke arah dunia baru."
Sedangkan dalam buku "Bonaparte et I'Islarn oleh Cherlifs, Paris, p. 105, ucapannya dikutip sebagai berikut: "Saya berharap tidak lama lagi akan dapat mempersatukan seluruh manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi di seluruh negeri untuk mewujudkan satu kekuasaan pemerintahan yang berdasarkan prinsip-prinsip ajaran Al-Qur'an, karena hanya Qur'anlah satu-satunya kebenaran yang dapat memimpin manusia menuju kebahagiaan."
Sedangkan Carli Fiorina, CEO Hewlett Packard, seorang visioner dengan bakat luar biasa cemerlang menegaskan sebagai berikut:
Ilmuan Islam adalah para arsitek yang mendesain bangunan-bangunan yang mampu melawan gravitasi. Para matematikawan yang menciptakan aljabar dan algoritma yang dengannya komputer dan enkripsi data dapat tercipta. Mereka adalah para dokter yang memeriksa tubuh manusia, dan menemukan obat baru untuk penyakit. Para astronom yang melihat ke langit, memberi nama bintang-bintang, dan membuka jalan bagi perjalanan dan eksplorasi antariksa. Mereka juga adalah para sastrawan yang menciptakan ribuan kisah-kisah perjuangan, percintaan dan keajaiban.
Dan ketika negeri lain takut akan gagasan-gagasan baru, peradaban ini justru berkembang pesat dengannya dan membuat mereka penuh energi. Ketika ilmu pengetahuan terancam musnah akibat penyensoran oleh peradaban sebelumnya, peradaban inilah yang menjaga ilmu pengetahuan tetap hidup dan menyebarkannya kepada peradaban lain. Tatkala peradaban barat modern sedang berbagi pengetahuan ini, peradaban yang sedang saya bicarakan ini adalah dunia Islam yang bermula pada tahun 800 hingga 1600, termasuk di dalamnya Dinasti Ottoman, kota Baghdad, Damaskus dan Kairo, serta penguasa agung seperti Sulaiman yang Bijak. Walaupun kita sering kali tidak menyadari hutang budi kita kepada peradaban ini, sumbangsihnya merupakan bagian paling mendasar dari kebudayaan kita. Teknologi industri tidak akan pernah hadir tanpa kontribusi para matematikawan arab!
Sebenarnya,
sangatlah sulit untuk mencari bidang ilmu pengetahuan yang tidak
berhutang budi kepada para pionir ini. Tanpa bermaksud menyatakannya
sebagai yang terlengkap, berikut adalah daftar singkat nama-nama ilmuwan
muslim dari abad 8 hingga abad 14.
- wafat 701 Khalid Ibn Yazeed, Ilmuwan kimia
- 721 - 803 Jabir Ibn Haiyan, Ilmuwan kimia (Seorang ilmuwan kimia muslim populer)
- wafat 740 Al-Asma’i, Ahli ilmu hewan, ahli tumbuh-tumbuhan, ahli pertanian
- wafat 780 Al-Khwarizmi (Algorizm), Ahli Matematika (Aljabar, Kalkulus), dan Astronomi
Kitab
al-Hayawan. Sebuah kitab berisi ensklopedia berbagai jenis binatang
karya ahli ilmu hewan muslim al-Jahiz. Pada kitab ini al-Jahiz
memaparkan berbagai macam teori, salah satunya mengenai interaksi antara
hewan dengan lingkungannya.
- 776 - 868 Amr Ibn Bahr Al-Jahiz, Ahli ilmu hewan
- wafat 787 Al Balkhi, Ja’far Ibn Muhammad (Albumasar), Ahli Astronomi
- wafat 796 Al-Fazari, Ibrahim Ibn Habib, Ahli Astronomi
- wafat 800 Ibn Ishaq Al-Kindi (Alkindus), Ilmu Kedokteran, Filsafat, Fisika, Optik
- wafat 815 Al-Dinawari, Abu Hanifa Ahmed Ibn Dawud, Ahli Matematika, Sastra
- wafat 816 Al Balkhi, Ahli Ilmu Bumi (Geography)
- wafat 836 Thabit Ibn Qurrah (Thebit), Ahli Astronomi, Mekanika, Geometri, Anatomi
- 838 - 870 Ali Ibn Rabban Al-Tabari, Ilmu Kedokteran, Matematika
- wafat 852 Al Battani Abu Abdillah, Ahli Matematika, Astronomi, Engineering
- wafat 857 Ibn Masawaih You’hanna, Ilmu Kedokteran
- 858 - 929 Abu Abdullah Al Battani (Albategnius), Ahli Astronomi, Matematika
- wafat 860 Al-Farghani, Abu al-Abbas (Al-Fraganus), Ahli Astronomy, Tehnik Sipil
- 864 - 930 Al-Razi (Rhazes), Ilmu Kedokteran Umum, Kedokteran Mata, Ilmu Kimia
- wafat 973 Al-Kindi, Ahli Fisika, Optik, Ilmu Logam, Ilmu Kelautan, Filsafat
- wafat 888 Abbas Ibn Firnas, Ahli Mekanika, Astronomi, Kristal Semu
- wafat 900 Abu Hamed Al-Ustrulabi, Ahli Astronomi
- 903 - 986 Al-Sufi (Azophi), Ahli Astronomi
- wafat 908 Thabit Ibn Qurrah, Ilmu Kedokteran, Engineering
- wafat 912 Al-Tamimi Muhammad Ibn Amyal (Attmimi), Ahli Ilmu Kimia
- wafat 923 Al-Nirizi, AlFadl Ibn Ahmed (Altibrizi), Ahli Matematika, Astronomi
- wafat 930 Ibn Miskawayh, Ahmed Abu Ali, Ilmu Kedokteran, Ilmu Kimia
- wafat 932 Ahmed Al-Tabari, Ilmu Kedokteran
- wafat 934 Al-Istakhr II, Ilmu Bumi (Pemetaan Bumi)
- 936 - 1013 Abu Al-Qosim Al-Zahravi (Albucasis), Ahli Ilmu Bedah, Kedokteran
- 940 - 997 Abu Wafa Muhammad Al-Buzjani, Ahli Matematika, Astronomi, Geometri
- wafat 943 Ibn Hawqal, Ahli Ilmu Bumi (Peta Dunia)
- wafat 950 Al Majrett’ti Abu al-Qosim, Astronomi, Ilmu Kimia, Matematika
- wafat 958 Abul Hasan Ali al-Mas’udi, Ahli Ilmu Bumi, Sejarah
- wafat 960 Ibn Wahshiyh, Abu Bakar, Ilmu Kimia, Ilmu Tumbuh-tumbuhan
- 965 - 1040 Ibn Al-Haitham (Alhazen), Fisika, Optik, Matematika
- 973 - 1048 Abu Rayhan Al-Biruni, Astronomy, Matematika, Sejarah, Sastra
- wafat 976 Ibn Abil Ashath, Ilmu Kedokteran
- 980 - 1037 Ibn Sina (Avicenna), Ilmu Kedokteran, Filsafat, Matematika, Astronomi
- wafat 983 Ikhwan A-Safa (Assafa), Kelompok Ilmuwan Muslim
- wafat 1001 Ibn Wardi, Ahli Ilmu Bumi (Peta Dunia)
- wafat 1008 Ibn Yunus, Astronomy, Matematika.
- wafat 1019 Al-Hasib Alkarji, Ahli Matematika
- 1029 - 1087 Al-Zarqali (Arzachel), Ahli Matematika, Astronomi, Syair
- wafat 1044 Omar Al-Khayyam, Matematika, Astronomi, Penyair
- wafat 1060 Ali Ibn Ridwan Abu Hassan Ali, Ilmu Kedokteran
- wafat 1077 Ibn Abi Sadia Abul Qasim, Ilmu Kedokteran
- 1090 -1161 Ibn Zuhr (Avenzoar), Ilmu Bedah, Kedokteran
- wafat 1095 Ibn Bajah, Mohammed Ibn Yahya (Avenpace), Astronomi, Kedokteran
- wafat 1097 Ibn Al-Baitar Diauddin (Bitar), Ilmu Tumbuh-Tumbuhan, Kedokteran
- wafat 1099 Al-Idrisi (Dreses), Ilmu Bumi (Geography), Ahli Ilmu Hewan, Peta Dunia (Peta Pertama)
- 1110 - 1185 Ibn Tufayl, Abubacer Al-Qaysi, Filosofi, Kedokteran
- wafat 1120 Al-Tuhra-ee, Al-Husain Ibn Ali, Ahli Kimia, Penyair
- wafat 1128 Ibn Rushd (Averroe’s), Filsuf, Kedokteran, Astronomi
- wafat 1135 Ibn Maymun, Musa (Maimonides) * Kedokteran, Filosofi
- 1136 - 1206 Al-Razaz Al-Jazari, Ahli Astronomi, Seni, Insinyur mekanik
- wafat 1140 Al-Badee Al-Ustralabi, Ahli Astronomi, Matematika
- wafat 1155 Abdel-al Rahman al Khazin, Ahli Astronomi
- wafat 1162 Al Baghdadi, Abdel-Lateef Muwaffaq, Ilmu Kedokteran, Ahli Bumi (Geography)
- wafat 1165 Ibn A-Rumiyyah Abul’Abbas (Annabati), Ahli Tumbuh-tumbuhan
- wafat 1173 Rasheed Al-Deen Al-Suri, Ahli Tumbuh-tumbuhan
- wafat 1180 Al-Samawal, Ahli Matematika
- wafat 1184 Al-Tifashi, Shihabud-Deen (Attifashi), Ahli Logam, Ahli Batu-batuan
- 1201-1274 Nasir Al-Din Al-Tusi, Ahli Astronomi, Non-Euclidean Geometri
- wafat 1203 Ibn Abi-Usaibi’ah, Muwaffaq Al-Din, Ilmu Kedokteran
- wafat 1204 Al-Bitruji (Alpetragius), Ilmu Astronomi
- 1213-1288 Ibn Al-Nafis Damishqui, Hali Astronomi
- wafat 1236 Kutb Aldeen Al-Shirazi, Ahli Astronomi, Ilmu Bumi (Geography)
- wafat 1248 Ibn Al-Baitar, Ahli Farmasi, Ahli Tumbuh-tumbuhan (Botany)
- wafat 1258 Ibn Al-Banna (Al Murrakishi), Azdi, Ilmu Kedokteran, Matematika
- wafat 1262 Abu al-Fath Abd al-Rahman al-Khazini, Ahli Fisika, Astronomi
- 1273 - 1331 Al-Fida (Abdulfeda), Ahli Astronomi, Ilmu Bumi (Geography)
- wafat 1360 Ibn Al-Shater Al Dimashqi, Ahli Astronomi, Matematika
- wafat 1320 Al Farisi Kamalud-deen Abul-Hassan, Ahli Astronomy, Fisika
- wafat 1341 Al Jildaki, Muhammad Ibn Aidamer, Ahli Ilmu Kimia
- wafat 1351 Ibn Al-Majdi, Abu Abbas Ibn Tanbugha, Ahli Matematika, Astronomi
- wafat 1359 Ibn Al-Magdi, Shihab Udden Ibn Tanbugha, Ahli Matematika, Astronomi
- wafat 1375 Ibn al-Shatir, Ahli Astronomi
- 1393 - 1449 Ulugh Beg, Ahli Astronomi
- wafat 1424 Ghiyath al-Din al Kashani, Ahli Analisis Numerikal, Perhitungan
Memperhatikan deretan nama cendikiawan muslim sebanyak di atas, maka tidaklah sulit untuk menyetujui apa yang dikatakan oleh George Sarton,
"Tugas utama kemanusian telah dicapai oleh para muslim. Filosof terbaik, Al-Farabi adalah seorang muslim. Matematikawan terbaik Abu Kamil dan Ibn Sina adalah muslim. Ahli geography (Ilmu Bumi) dan ensklopedia terbaik Al-Masudi adalah seorang muslim dan At-Tabari ahli sejarah terbaik, juga seorang muslim.
Kita tahu bahwa sejarah sebelum kedatangan Islam dipenuhi dengan perkiraan-perkiraan, desas-desus dan mitos-mitos. Adalah seorang ahli sejarah muslim yang pertama kali memperkenalkan metode sanad dan matan yang melacak keaslian dan keutuhan sebuah informasi langsung dari saksi mata. Menurut seorang ahli sejarah UCLA, “Metode ini belumlah dipraktekkan oleh Eropa sebelum tahun 1597.
Metode lainnya adalah penelitian sejarah bersumber dari ahli sejarah terkemuka Ibn Khaldun. Pengarang dari Kashfuz Zunun memberikan daftar 1300 buku-buku sejarah yang ditulis dalam bahasa Arab selama berabad-abad sejak munculnya Islam."
Muncul pertanyaan; jika memang demikian banyak
ilmuan Islam yang berjasa dalam dunia ilmu pengetahuan, mengapa nama
mereka hampir tidak pernah terdengar, apalagi dikenal luas oleh dunia?
Jawabannya
sederhana saja. Bacalah lagi baik-baik sejarah penaklukan pasukan Islam
hampir ke seluruh daratan Eropa, lalu baca juga sejarah perang salib.
Dari jaman itu, anda akan menemukan fakta betapa banyak literatur
keilmuan Islam yang dirampas paksa untuk kemudian direkayasa seolah-olah
sebagai hasil penemuan ilmuan Barat!
Jaman
selanjutnya, bahkan sampai hari ini, dunia barat tidak pernah berhenti
berusaha menutup-nutupi segala bentuk fakta bahwa sesungguhnya tidak
sedikit Ilmuan Islam yang menjadi pionir dari berbagai disiplin ilmu
yang dikembangkan oleh saintis barat. Itu sebabnya kenapa nama-nama
seperti tersebut di atas jarang terdengar kecuali anda serius berusaha
mencari tahu tentang mereka dengan cara googling, misalnya.
Dan
yang paling lucu -- tapi lebih tepat disebut memprihatinkan -- dari
kenyataan ini adalah, betapa pongahnya beberapa debater kristen di sini
yang mengagung-agungkan ilmuan barat sembari mengejek bahwa tidak ada
satu pun teknologi modern yang dihasilkan oleh ilmuan Islam. Betapa naif
dan sempitnya cakrawala berfikir orang-orang ini!
Lalu, kenapa jaman sekarang tetap saja tidak ada ilmuan Islam yang menonjol?
Sebuah
publikasi yang baru saja diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) menanggapi pembangunan di wilayah Arab mengemukakan bahwa dunia
Arab yang terdiri dari 22 negara menerjemahkan 330 buku per tahun. Angka
itu sangat menyedihkan, hanya seperlima dari jumlah buku-buku yang
diterjemahkan oleh sebuah negara kecil Yunani dalam setahunnya. Bahkan
Spanyol menerjemahkan rata-rata 100,000 buku setiap tahunnya!
Apakah
para cendikiawan muslim tidak mampu menterjemahkan buku-buku keilmuan
Islam yang bermanfaat bagi umat manusia seperti yang dilakukan oleh
kolega mereka di negara-negara barat? Menurut saya jawabannya simpel
saja, tokh hampir semua literatur dan catatan-catatan penting para
ilmuan Islam abad 6 hingga abad 14 sudah "dikerjakan" oleh ilmuan barat?
Jadi, ngapain susah-susah?
Tidak percaya? Coba anda klik gambar di atas dan pelajarilah semua informasi yang tersedia di balik gambar tsb!
Jadi, pertanyaan yang benar sebetulnya adalah, SIAPA sesungguhnya yang LEBIH PINTAR, ilmuan Islam atau ilmuan barat?
Silahkan anda renungkan saja sendiri!
PS: Hanya sebagai referensi, lihat juga tabel lainnya di sini.
[Sumber: Forum Bebas Indonesia]
0 Komentar