MAKNA, HAKEKAT, DAN KEDUDUKAN TAUHID
Para Sahabat rahimakumullah,
Topik kita kali ini adalah berkenaan dengan Makna-Hakekat serta Kedudukan Tauhid yang merupakan intisari dari agama Islam sebagai agama yang meyakini kalimat "La ilaha ilallah" yang seyogianya diketahui, dimaknai, dihayati dan dipegang teguh oleh setiap Muslim.
Makna Tauhid
Allah Taala telah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS Adz-Dzariyat: 56)
Menyembah atau beribadah kepada Allah SWT ialah penghambaan diri kepada Allah Taala dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah saw. ~ Inilah hakikat agama Islam karena Islam maknanya ialah penyerahan diri kepada Allah semata-mata yang disertai dengan kepatuhan mutlak kepada-Nya dengan penuh rasa rendah diri dan cinta.
Ibadah berarti juga segala perkataan dan perbuatan, baik lahir maupun batin, yang dicintai dan diridlai Allah. Suatu amal diterima oleh Allah sebagai suatu ibadah apabila ikhlas karena Allah dan mengikuti dan sesuai tuntunan Rasulullah saw.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ فَمِنْهُم
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada setiap umat ( untuk menyerukan): "Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah thaghut. " (QS An-Nahl [16]: 36).
"Thaghut" yaitu setiap yang diagungkan--selain Allah--dengan disembah, ditaati, atau dipatuhi, baik yang diagungkan itu berupa batu, manusia, ataupun setan. Menjauhi taghut yaitu mengingkari, membencinya, tidak mau menyembah dan memujanya dalam bentuk dan dengan cara apa pun.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا
أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيماً
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah kecuali hanya kepada-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya mencapai usia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka, serta ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia".
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً
"Dan rendahkanlah dirimu kepada mereka berdua dengan penuh kasih sayang, dan ucapkanlah, 'Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka keduanya telah mendidikku waktu kecil." (QS Al-Isra' [17]: 23-24)
وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً
"Sembahlah Allah (saja) dan janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun kepada-Nya." (QS An-Nisaa' [4] : 36)
Makna Syirik
Syirik yaitu memperlakukan sesuatu--selain Allah--sama dengan Allah dalam hal yang merupakan hak khusus bagi-Nya.
Ibnu Mas'ud ra telah berkata yang artinya, "Barangsiapa yang ingin melihat wasiat Muhammad saw yang tertera di atasnya cincin stempel milik beliau, maka hendaklah dia membaca firman Allah Ta'ala:,
قُلْ تَعَالَوْاْ أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلاَّ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَلاَ تَقْتُلُواْ أَوْلاَدَكُم مِّنْ إمْلاَقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلاَ تَقْرَبُواْ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلاَ تَقْتُلُواْ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
"Katakanlah (Muhammad), 'Marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun kepada-Nya, berbuat baiklah kepada kedua orang tua, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan sesuatu (sebab) yang benar. Demikianlah yang diwasiatkan Allah kepadamu, supaya kamu memahami(nya)". (QS Al-An'aam [6]:151)
وَلاَ تَقْرَبُواْ مَالَ الْيَتِيمِ إِلاَّ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّهُ وَأَوْفُواْ الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ لاَ نُكَلِّفُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُواْ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى وَبِعَهْدِ اللّهِ أَوْفُواْ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
"Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga ia mencapai kedewasaannya, dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diwasiatkan Allah kepadamu, agar kamu ingat".(QS Al-An'aam [6]:152)
وَأَنَّ هَـذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Dan (bahwa yang Ku perintahkan ini), Sungguh inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu akan menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diwasiatkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa." (QS Al-An'am [6]: 151-153)
"Aku pernah diboncengkan Nabi saw di atas seekor keledai. Lalu beliau bersabda kepadaku, "Hai Mu'adz! tahukah kamu apa hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya dan apa hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah?' Aku menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.' Beliau pun bersabda, "Hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya ialah supaya mereka beribadah kepada-Nya saja dan tidak berbuat syirik sedikit pun kepada-Nya, sedangkan hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah adalah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak berbuat syirik sedikit pun kepada-Nya.' Aku bertanya, 'Ya Rasulullah, tidak perlukah aku menyampaikan kabar gembira ini kepada orang-orang?' Beliau menjawab, 'Janganlah kamu menyampaikan kabar gembira ini kepada mereka, sehingga mereka nanti akan bersikap menyandarkan diri." [HR Bukhari dan Muslim | Atsar ini diriwayatkan Tirmizi, Ibnu al Mundzir dan Ibnu Abi Hatim].
Sesungguhnya tauhid itu adalah pangkal ibadah. Praktik tauhid adalah PRAKTIK SYAHADAT secara nyata. Inilah praktek beragama yang paling susah dan sulit karena di dalamnya terdapat hambatan-hambatan serta rintangan-rintangan dan godaan-godaan yang besar yang akan menjumpai setiap orang yang menempuhnya.
Hanya atas pertolongan, taufik, dan hidayah Allah sajalah setiap hamba dapat menempuhnya dengan benar dan selamat.
Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan pertolongan di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Aamin.
Aamin.
Subhanakallahumma wa bihamdika - Allahummaghfirlii.
Sumber: Terjemahan kitab Alladzi Huwa Haqqullah 'Alal 'Abid,
Penerbit Darul Haq Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
0 Komentar