PENGANTAR
Kami adalah sekelompok Pendeta yang telah bertobat kepada Tuhan Allah dengan sesungguhnya. Dahulu kami adalah umat agama dari 4 kelompok besar agama di luar Katolik dan Kristen. Dulu kami masuk Kristen karena tertarik dengan nilai-nilai ajaran kasih dalam Kristus dan janji keselamatan-Nya yang akan mengahantar kita semua masuk kerajaan surga dengan penuh kepastian.
Walau akibat iman Kristus ini kami harus menerima fakta dikucilkan keluarga kami, kami terima semuanya dengan lapang dada waktu itu, apalagi penghiburan para Gembala Gereja selalu menyatakan orang tua kami, keluarga klami, teman-teman kami dan orang -orang diluar Kristen adalah orang berdosa yang sesat dalam iman. Mereka adalah para penyembah setan dan kitab sucinya diturunkan oleh Raja Iblis!
Kami sangat mensyukuri wejangan para Gembala ini. Apalagi setelah dibaptis, kami sangat diperhatikan, kami disekolahkan di Sekolah Misi Alkitab di kawasan Blok M - Jakarta, selama 6 bulan saja dan kami lulus dengan menyandang gelar Sarjana Theologi. Karena kami orang bertobat, sekolah Misi Alkitab cukup ditempun 6 bulan saja, tidak perlu bertahun-tahun seperti yang lainnya. Kami juga diberi uang saku bulanan yang lebih dari cukup, jauh berbeda ketika kami masih dalam agama kami dulu, hidup serba kekurangan dan miskin.
Bahkan pada saat awal kemurtadan kami ini, kami diundang untuk berceramah keliling Indonesia. Walaupun kami bukan mantan Ulama, Bikhu atau Pandhita, kami mengaku kepada umat bahwa kami adalah mantan pemuka agama, di Sekolah Misi Alkitab kami diajarkan untuk berperilaku dan menghapal beberapa bacaan doa agama kami dahulu untuk memberi kesan bahwa kami benar-benar bekas pemuka agama. Bahkan Gereja membantu membuatkan kami ijasah-ijasah palsu, surat-surat keterangan dan dokumen yang diperlukan untuk membuat bahwa kisah kesaksian kami adalah benar adanya.walaupun kami bukanlah bekas pemuka agama. Bahkan teman kami yang Islam sampai dibuatkan foto repro yang sangat hebat, dia memakai sorban dan berjubah panjang, lalu di fotonya dibuat seolah pernah berfoto bersama beberapa tokoh Islam terkemuka seperti Mubaligh Kondang KH Zainuddin MZ dan KH. Abdurrahman Wahid segala!
Kami juga disuruh menandatangani sebuah surat kesaksian yang panjang yang dipersiapkan oleh para staf Gembala Bapak Ev. Soeradi Ben Abraham, dimana disana kami membuat kisah kesaksian yang akan dibukukan dan disebarluaskan dikalangan domba-domba Gereja.
Waktu itu kondisi di atas kami terima saja, mau bagaimana lagi?, kami sudah tak punya siapa-siapa lagi!, tak punya harta dan penghasilan, menjual iman ini adalah pilihan hidup yang sangat menjanjikan. Bagaimana tidak? Kami keliling Indonesia, bahkan sampai ke negara tetangga Singapura segala, naik pesawat kelas bisnis, menginap di hotel berbintang, memakai jas mewah, dielu-elukan orang banyak seperti artis, masuk koran dan majalah rohani, dan menerima pendapatan bulanan yang sangat besar! Siapa yang tak ingin, tokh kami pikir waktu itu, murtad ini jauh lebih baik dibanding kami jadi pencuri, pembunuh atau germo lokalisasi!
Entah berapa ratus kali kami berdusta, disetiap KKR yang kami ikuti secara terpisah, dimana ada skrenario yang disiapkan Gereja, kalau berlabel penyembuhan Ilahi, para Pendeta berdoa memanggil Roh-Roh Jahat dan menyuruh beberapa dari para pelayan Gereja untuk berpura-pura menjadi jemaat yang sakit, dan saat acara penyembuhan Ilahi dia harus berpura-pura sakit parah dan mendadak sembuh ketika diurapi oleh kami!
Ya, Tuhan. Ampunilah dosa masa lalu kami, ini kan tak lebih dari gaya tipu-tipu tukang obat pinggir jalan? Bahkan Jemaat terlihat sangat histeris, sampai ada yang berteriak histeris dan berjingkrak-jingkrak segala! Mirip sekali acara nonton konser musik rock brutal yang ditonton para ABG, atau mirip suasana orang-orang yang tripping di Diskotek dan Pub! Bahkan sehabis acara KKR ada seorang jemaat wanita muda yang menghampiri rekan kami Ev. Andi Widjaja (yang paling ganteng diantara kami), menyatakan diri siap melayani dia, karena yakin bahwa persembahan tubuhnya yang molek itu adalah untuk melayani jiwa para roh kudus yang menyertai kami! Bung Andi lalu bilang, "kalau begitu ayo ikut ke kamar saya", wanita itupun mengikuti beliau dan melayaninya sehari penuh hingga 5 ronde! Kami tahu persis cerita ini karena kamipun memperoleh giliran menggarap wanita-wanita jemaat serupa ini diberbagai kesempatan KKR keliling Indonesia.
Hampir selama 6 (enam) tahun melayani domba-domba Gereja dalam rangkaian KKR yang melelahkan, menimbulkan kejenuhan di hati kami. Kadang kami berempat kongkow-kongkow di Mc. Donnalds Sarinah Thamrin dan saling bertukar cerita, lalu jalan bersama keliling kota. Kami tak mungkin ke Kafe atau tempat hiburan malam, Diskotik sambil tripping dan nyabu segala, karena menurut kami hal ini tak baik untuk pekerjaan kami sebagai Pelayan Gembala, walaupun rekan-rekan gembala lainnya sering melakukan hal itu. Kami bahkan sering dibilang kolot dan kampungan oleh teman-teman Pendeta lainnya, akibat tidak ikut tripping dan nyabu bersama rekan gembala lainnya. Bahkan beberapa rekan Gembala yang sekarang terkenal seperti Gilbert Lumoindang konon, menggunakan Shabu-Shabu dan menenggak 1 butir pil Ectassy sebelum memimpin kebaktian di GL Ministry!
Menurut beliau Shabu-Shabu dan pil Ectassy adalah sarana jiwa untuk dapat bertemu dengan Roh Kudus dan agar Roh Kudus itu selalu mengilhami kita! Itulah sebabnya kenapa para Pendeta dan Pengkhotbah Kristen selalu energik dan tampil penuh percaya diri disetiap Kebaktian ataupun KKR, karena mereka menggunakan dopping berupa pil Ectassy atau Nyabu terlebih dahulu, bahkan terkadang keduanya sekaligus!
PENYEBAB KESADARAN DAN PERTOBATAN KAMI
Bermula dari cerita rekan kami Bung Nico (Nicolas), perihal tetangga barunya yang mengadakan kursus TPA bagi umat Islam, Bung Nico awalnya gusar sekali, karena anak-anak kecil Islam itu selalu membaca surat Al-Kafiruun, yang dia tahu persis artinya. Dia pikir "Nih tetangga nyindir gue kali. Awas, gue murtadin lo semuanya!" Dan Bung Nico bersumpah untuk mewartakan kabar gembira Cinta Kasih Yesus itu kepada mereka.
Bung Nico suatu waktu memberanikan diri bertemu para pengajar TPA itu, lalu berkata: "Mari kita buktikan siapa hamba Tuhan sebenarnya," namun para pengajar itu cuma tersenyum sambil berkata, "Maaf kami tak melayani ajakan anda," Bung Nico bilang, "Kalian pengecut!" Mereka jawab, "Siapa bilang, kalau Bung Nico memaksa silahkan mulai dengan anak-anak itu saja." Bung Nico Menjawab, "Tapi saya nggak nanggung akibatnya ya?"
Lalu Bung Nico mengumpulkan anak-anak kecil itu, dia bercerita tentang kisah pengorbanan Tuhan Yesus. Anak-anak itu mendengarkan dengan seksama, tapi kemudian apa yang terjadi? Anak-anak itu tertawa terbahak-bahak semua dan seorang anak kecil berusia 10 tahun lalu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sangat sulit dan balik menjelaskan apa itu Alkitab dan sejarahnya, serta siapa Yesus sesungguhnya. Bung Nico terpana! Lalu pulang dengan perasaan malu.
Semenjak itu, penjelasan anak kecil itu selalu membayang dipikirannya, lalu dia coba baca Alkitab secara urut, suatu hal yang sangat dilarang oleh Gereja karena bisa menyesatkan iman! Diketemukanlah ayat-ayat yang sangat membingungkan. Bung Nico juga lalu ingat ayah-ibunya dan teman-teman lamanya, kalau dipikir-pikir sangat beda sekali dengan rekan-rekan gembalanya di Gereja.
Kami berempat lalu berdiskusi dari hati ke hati, eh, ternyata semua juga mempunyai pikiran dan perasaan yang sama, sepertinya kita semua hidup dalam keimanan yang semu, kami adalah gembala-gembala umat, tetapi yang kami jalankan hanyalah dusta dan kepalsuan yang ditawarkan kepada orang-orang yang haus akan kesegaran rohani!
Sejak saat itu, kalau memimpin KKR dan Kebaktian, kami rasanya ingin muntah dan berteriak kalau ada yang membacakan kisah kesaksian palsunya, bagaimana tidak palsu? Kalau ada seorang bekas pencopet beragama Islam yang seumur hidupnya tak tahu ajaran Islam dan tak pernah bersekolah agama, dengan lantang menyatakan dirinya mantan calon Ustad? Padahal kisah karangan itu kamilah yang menyusunnya? Kisah-kisah kesaksian palsu karangan kami bahkan sudah banyak yang dibukukan, beberapa di antaranya kami lihat sepertinya pernah dikutip lalu diposting disini.
Lalu secara sembunyi-sembunyi kami berkunjung ke rumah ustad M. Hanafi tetangganya Bung Nico (Ev. Nicolas Albert Gerungan), kami utarakan kegundahan hati kami. Sungguh ajaib dan mengejutkan pertanyaan Ustad Muda ini, dia tidak langsung menyodorkan 2 kalimat Syahadat untuk kami baca, tetapi menyuruh kami untuk mulai merenungkan dan mohon petunjuk Tuhan! Dia juga Tanya apa agama asal kami dan menyarankan untuk menjalin tali persaudaraan kami dengan bekas keluarga kami yang sekarang mengucilkan kami.
Akhirnya Bung Nico yang pertama memutuskan kembali masuk Islam, sementara itu rekan Ev. Vincentus Rahardi Sudjatmiko (Gembala Kristen Pantekosta bertobat kembali ke agama Budha), memutuskan untuk mengunjungi orang tuanya dan kemudian dikirim ke sebuah Vihara di kawasan Pondok Cabe, rekan Ev. Gede Astra Suartiasa (Gembala Kristen Protestan bertobat kembali ke agama Hindu) mendatangi sebuah tempat sembahyangan agama Hindu di rumah seorang pelukis Bali dikawasan Bintaro dan rekan Ev. Andi Widjaja (Kristen (Gembala Gereja Nehemia) bertobat kembali ke agama Kong Hu Chu), mendatangi Kelenteng di Kawasan Glodok yang baru dibuka kembali.
Hampir selama 2 bulan kami jarang bertemu lagi, kami juga secara mendadak memutuskan untuk tidak akan kembali lagi ke Gereja kami. Bayangkan, betapa geramnya para pengurus Gereja, mereka mencari kami ke-mana-mana!
Terror lewat HP-pun gencar dilakukan, mereka pertama-tama hanya marah masalah jadwal-jadwak Kebaktian dan KKR yang jadi berantakan, tetapi ketika kami secara terpisah menyatakan kami tak mau kembali lagi ke Gereja dan akan kembali bertobat ke agama asal kami, terrorpun yang sebenarnyapun dimulai. Diawali dari telepon gelap hingga upaya intimidasi secara fisik melalui bentuk-brntuk terror lainnya. Kenyataan ini membuka mata-hati kami, betapa jahatnya mereka ini, jauh lebih kejam dibanding keluarga, orang tua dan teman-teman kami yang hanya membenci dan tak mau kenal lagi dengan kami ketika kami dibaptis. Tetapi kaum Kristen bekas Gembala dan Domba kami sangat murka dan berencana menghabisi kami segala!
Akhirnya kami memutuskan untuk bertobat secara terpisah dan kembali ke agama masing-masing. Walaupun bekas Pendeta, kami tidak serta merta bisa menjadi pemuka agama. Bung Nico sekarang ini digembleng di sebuah pondok pesantren di kota Sukabum, rekan Gede sekarang sedang digembleng oleh seorang Pandhita di kawasan Ubud - Bali, rekan Rahardi sekarang sedang bertapa dan belajar agama di sebuah rumah ibadah Budha d Pondok Cabe - Ciputat, sedangkan rekan Andi sekolah agama Kong Hu Chu di luar negeri, yaitu di Taiwan.
TINJAUAN PANCASILA
Seminggu yang lalu, di awal bulan Maret 2001 ini, via internet kami berdiskusi tentang Krismon dan krisis negara Indonesia, lalu nyerempet-nyerempet masalah iman kami dan masalah Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Kami lalu baca Pancasila dan terkejut ketika membaca Sila Pertama Dasar Negara Indonesia berbunyi: KETUHANAN YANG MAHA ESA.
Ini berarti bahwa sesungguhnya konsep Ketuhanan yang diakui oleh bangsa Indonesia adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, tiada beranak dan tiada diperanakkan, tiada beroknum ataupun bersekutu dengan unsur apapun. Artinya tiada Tuhan selain Allah. Jadi agama yang punya konsep Ketuhanan yang semu seperti Kristen dengan konsep Allah Tritunggal Yang Kudus dalam dogma Trinitas, jelas-jelas bertentangan dengan konsep dasar negara Indonesia!
Kenapa agama Kristen dibiarkan keberadaannya? Mungkin inilah perwujudan dari rasa dan jiwa besar para pemimpin bangsa Indonesia. Dilema ini sama seperti pengakuan kita akan eksistensi para penganut aliran kepercayaan, animisme dan komunis. Keberadaan agama Kristen sama dan sejajar dengan agama animisme, aliran kepercayaan dan komunis yang kita perkenankan keberadaannya di bumi Indonesia!
Bahkan agama Kristen kedudukannya jauh lebih rendah dan lebih hina dibanding agama Budha, Hindu dan Kong Hu Chu sekalipun, karena dalam ketiga agama ini, walaupun mereka memiliki konsepsi Manusia utama Sidartha Gautama dalam ajaran Budha, tetapi di atas Sidartha Gautama ada Tuhan Maha Kuasa yang kedudukannya jauh lebih tinggi dibanding Sang Budha itu sendiri. Dalam agama Hindu, walau banyak dewa, tetapi ada Sang Hyang Widhi penguasa tunggal tertinggi di atas para dewa itu. Dalam Kong Hu Chu juga sama seperti ajaran Hindu, ada Sang Pencipta Tunggal yang berkuasa atas semua dewa-dewi dalam mitologi China.
Melihat penjelasan di atas saja sudah jelas bahwa agama Kristen itu jauh lebih rendah dan hina dibanding agama Budha, Hindu dan Kong Hu Chu. Kedudukannya hanya sejajar dengan paham agama animisme dan komunis!
Pemujaan Nabi Isa sebagai Tuhan membuktikan adanya Paganisme Baru ini, sebagai agama sempalan Yahudi. Ini terjadi karena Paulus dari Tarsus beserta Petrus ternyata kecewa berat akibat ambisinya menjadi Rabbi Yahudi di tolak Sinagoge Betlehem.
Kembali ke dasar negara, jika saja kita semua tegas dan tak punya rasa belas kasihan kepada para penyembah Nabi Isa ini, sudah dari dulu sejak kemerdekaan Indonesia, agama Kristen dinyatakan sebagai agama terlarang, karena berbau kolonialisme serta bertentangan dengan Pancasila! Bahkan jika sekarang saja ada yang menggugat keberadaan agama Kristen dan menuduh para pengikutnya dengan pasal subversi ini bisa dibenarkan secara hukum!
KENYATAAN SEJARAH BANGSA
Apalagi bila dikaitkan dengan fakta sejarah bahwa agama ini dibawa oleh para penjajah Belanda, para pengikut pertamanya adalah pribumi pengkhianat bangsa, yang bekerja sebagai opas dan tentara bayaran Belanda, mata-mata Belanda dan penjual informasi perjuangan para pahlawan demi gepokan Gulden Belanda! Memang ada beberapa pahlawan nasional yang beragama Kristen, tapi mohon diingat, para pahlawan itu tidak pernah ikut kebaktian di Gereja-Gereja mereka yang dipimpin Pendeta Belanda! Para pahlawan itu hidup bersama orang-orang pribumi yang beragama Islam, Hindu dan Budha. Ketika Indonesia merdeka dan sang Meener meninggalkan mereka, para pengkhianat bangsa ini serta merta bergabung dengan para orang tua kita menyatakan mengutuk penjajahan Belanda, tanpa rasa malu sedikitpun. Tapi semua pihak berjiwa besar. Kita memaafkan kesalahan mereka.
Tapi namanya juga orang tak tahu diri, ketika agresi Belanda datang kembali, mereka lalu ikut tuannya. mendirikan RMS di Maluku segala. Bahkan beberapa diantaranya ikut pulang ke Belanda, tapi biarlah! Setelah perundingan damai dengan Belanda di tahun 1950-an, Indonesia akhirnya merdeka, para pengkhianat yang beragama sesat bernama Kristen ini diakui keberadaannya, walaupun sebenarnya bertentangan dengan Pancasila!
HIMBAUAN UNTUK PARA GEMBALA LAINNYA YANG BELUM BERTOBAT
Nah umat Kristiani, hendaklah renungkan fakta ini. Malulah pada diri sendiri dan hargailah umat beragama lain, kami umat Islam, Budha, Hindu dan Kong Hu Chu sudah lebih dari sabar menghadapi tingkah kalian! Mohon sadarlah dan beribadahlah dengan cara masing-masing, jangan lagi mengirim penginjil-penginjil sesat kalian ke Mesjid-Mesjid kami, ke Vihara-Vihara kami, ke Kuil-Kuil kami, ke Kelenteng-Kelenteng kami, atau berusaha memurtadkan umat-umat kami yang kebetulan ilmu agamanya kurang, jangalah kalian ulangi lagi perbuatan sesat dan tidak terpuji ini.
Janganlah beli iman umat kami yang miskin dan bodoh dengan beras dan janji-janji muluk pekerjaan indah. Mereka miskin jangan lagi diberi impian palsu! Mereka bodoh tapi janganlah manfaatkan kebodohan mereka dengan cara kalian menukar agama mereka dengan agama sesat kalian. Kemarin kami baru menemukan sebuah kisah nyata, bahwa di sebuah desa di pelosok Sukabumi, suatu desa terpencil di kaki gunung, yang menyatakan ketidaktahuannya dan terkejut ketika ada yang bilang bahwa kertas selembar yang ia tunjukkan pada orang lain itu adalah surat Baptis dan ia telah menjadi Kristen!. Ia tak tahu hal ini! Yang ia tahu kemarin ia menjual berasnya kepada mereka dengan harga yang sangat mahal, lalu diberi uang dan disuruh membaca kontrak perjanjian dan dimandikan! Ia tak tahu kalau ia telah dimurtadkan!
PENUTUP
Mari kita hargai hak beribadah agama masing-masing, hargai hak kami beribadah jangan intimidasi umat kami dengan agama sesat kalian, yang hanya jadi bahan tertawaan anak SD saja! Bukankah kami juga sudah melindungi kalian dari jerat hukum subversi karena agama kalian itu bertentangan dengan dasar negara kita tercinta PANCASILA yaitu sila pertama KETUHANAN YANG MAHA ESA?
Untuk saudara-saudara sesama gembala atau domba Kristus, pintu pertobatan belum tertutup, marilah kita kembali ke JALAN TUHAN YANG BENAR. Jalan kaum Islam dan para Sabi'in. Jika anda bekas umat Islam, Budha, Hindu dan Kong Hu Chu, kembalilah ke agama masing-masing!
Sekian dari kami.
Atas Nama Forum Pertobatan Mantan Gembala-Gembala Para Pendeta yang telah Insyaf:
Rev. Vincentus Rahardi Sudjatmiko (Gembala Kristen Pantekosta bertobat kembali ke agama Budha)
Rev. Nicolas Albert Gerungan (Gembala Kristen Protestan bertobat kembali ke agama Islam)
Rev. Gede Astra Suartiasa (Gembala Kristen Protestan bertobat kembali ke agama Hindu)
Rev. Andi Widjaja (Gembala Gereja Nehemia bertobat kembali ke agama Kong Hu Chu)
Baca juga:
0 Komentar